Tsurat Abadi

Harjo S. Royani
Chapter #38

Tiga Puluh Tujuh

… sore harinya.

Angin berhembus di luar ruangan dan tersangkut di jendela. Matahari yang sudah tidak menampakan dirinya pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata pun. Ia pergi menyelesaikan tugasnya dan digantikan oleh bulan untuk menerangi langit. 

Jam di dinding menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh lima menit, menandakan jam besuk rumah sakit hanya tinggal dua puluh lima menit. Josephine duduk di atas kasurnya dengan bersandar pada dinding ruangan yang ada di belakang kasur, sambil mengunyah apel yang dikupas oleh Ibunya. 

“Makasih, ya, Mah.” Ujar Josephine sambil melahap potongan apel yang paling besar.

“Sama-sama.” Jawab Ibunya. “Mamah senang kamu sudah sadar.

“Mah, memangnya Aku kenapa, sih? Bagaimana bisa Aku koma?” Tanya Josephine setelah menelan potongan apel terakhir dari piringnya yang Ia letakkan di atas pahanya.

“Kamu tidak ingat ya. tiga hari yang lalu, kamu kecelakaan mobil.” Jelas Ibunya. “Mamah rasanya ingin marah ketika tahu kamu kecelakaan diakibatkan karena bermain ponsel. Tapi, semua sudah berlalu. Mamah sudah sangat gembira kamu telah berhasil bangun dari koma.”

“Kecelakaan mobil? Jelasin dong, mah. Josephine benar-benar tidak ingat.” Josephine bingung, kecelakaan seperti apa yang menimpa dirinya.

“Yang mama tahu, mobil kamu ditabrak truk ketika terjebak di lampu merah. Dan kamu malah sibuk dengan ponsel kamu. Beruntung airbag mobil kamu berfungsi dengan benar.”

“Aku masih tidak ingat, mah.”

Lihat selengkapnya