Tsurat Abadi

Harjo S. Royani
Chapter #1

Prolog

"See you later, Joe."

Berakhirnya suara bising dari ponsel milik Josephine. Ditutup dari kejauhan sumber suara tersebut berasal. Dan sekarang, Josephine harus bersiap-siap berangkat ke Senayan Kota untuk menjumpai teman-temannya. Teman yang Josephine kenal sejak kecil. Butuh waktu setengah jam Ia berdandan dan bersiap-siap. Kunci mobil, ransel kecil bercorak loreng macan, power bank, liptin, tissue basah, hand sanitizer, air mineral, kado yang dibungkus kertas merah berpita hitam, semua barang yang biasa Ia bawa Ia siapkan. Siap berangkat demi temannya yang sedang ulang tahun hari ini. Kado yang berisi parfume dengan aroma lembut dan elegan Ia siapkan dari jauh-jauh hari. 

Ia melangkah keluar rumah, membawa dan memasukkan barang-barang tersebut ke dalam mobil. 

"honey, Aku ke mal dulu ya. temen-temenku udah pada nungguin. c u tonight." Ia kirimkan pesan tersebut ke Dhody, pacarnya. Tak luput dengan emoticon cium di belakang kalimatnya.

Mobil pun dinyalakan tanpa ada kendala apa-apa. Semua berjalan normal. Hingga Ia melihat pintu rumah yang belum Ia tutup. Ia pun turun dari mobil hanya untuk menutup pintu gerbang rumahnya dan kemudian pergi menuju lokasi.

Tak begitu macet. Hanya saja banyak mobil saja yang berlalu lalang membuat perjalanan begitu lama. Ia dengarkan alunan musik jazz yang Ia putar dari aplikasi penyedia musik online untuk menemani perjalanannya. 

Satu jam perjalanan Ia tempuh. Terjebak kemacetan cukup panjang di lampu merah. Berkali-kali Ia terjebak di lampu merah. Cukup menyebalkan, tapi tak banyak yang bisa Ia lakukan untuk mengatasi hal tersebut. 

Well, kalian tahu apa yang menyebalkan dari lampu merah? Terjebak di lampu merah tepat saat hampir bisa melewatinya. "Ini sangat menyebalkan." pikirnya.

ting. Suara notifikasi pesan dari Dhody. 

"honey, sudah sampe mana?

Lihat selengkapnya