Tenang. Hanyut dalam air hangat. Mimpi buruk yang dialami Josephine bisa dilepas seakan tidak terjadi apa-apa. Bagi Josephine, mimpi tabrakan seperti itu bukan lah pertanda bagus. Seakan-akan dunia sedang memberitahu bahwa akan terjadi sesuatu yang akan menimpanya. Tetapi, Ia tidak dapat menebak hal apa yang akan menimpanya tersebut. Mimpi itu hanya lah satu petunjuk pertama yang Josephine dapatkan. Ia berharap ada petunjuk lain yang dapat memberikan penjelasan.
Tiga puluh lima menit pun berlalu. Setelah Josephine yakin telah membersihkan seluruh badan dan telah menenangkan pikirannya, Ia mematikan keran shower tersebut. Hangatnya air telah pergi. Hanya tersisa dinginnya air yang dapat merusak ketenangan yang sudah susah payah Josephine dapatkan ketika membersihkan badan. Langkah kaki perlahan meninggalkan ruangan penenang pikiran tersebut. Dibalut handuk hijau, Ia pergi menuju lemari pakaian.
Jam dinding menunjukkan pukul 10 lebih 23 menit. Sinar matahari mulai memasuki ruang kamar. Ia harus bersiap-siap untuk pergi bersama Dhody menonton film Superhero yang sudah mereka pesan tiketnya 3 hari yang lalu. Bagi mereka berdua, menonton film ini di hari pertama merupakan suatu keharusan. Tidak boleh ketinggalan.
"Dhod, Kamu sudah siap?" Teriak Josephine memanggil Dhody. "Tiket yang sudah dipesan jam berapa?"
Josephine sibuk bersiap-siap hingga tak sadar Dhody tak menjawab teriakannya. Ia menggunakan pakaian yang Ia pilih, menggunakan make-up seperlunya, memasukkan beberapa barang ke tas nya. Siap untuk pergi.
Ia turun ke ruang televisi, menemukan Dhody yang sedang duduk sambil menghabiskan kopi yang Ia buat. Masih berbalut piyama handuk yang Ia kenakan.
"Kamu tuh ya kebiasaan. Aku sudah rapi, Kamu masih pake pakaian begitu."
"Joe, Kamu beli paket?" mengabaikan ocehan Josephine.