Tsurat Abadi

Harjo S. Royani
Chapter #9

Delapan

Perlahan, Josephine membuka matanya. Melihat wajah Dhody yang sedang bingung. Bingung dan berharap Josephine lekas sadar sambil memejamkan matanya. Josephine langsung memegang wajah Dhody, menyentuhkan telapak tangan kanannya ke pipi Dhody. Dhody yang langsung menyadari Josephine yang telah sadar dari sentuhan di pipinya, langsung menggenggam tangan Josephine tersebut, bersyukur atas hal tersebut, dan mencium keningnya. 

“Akhirnya.”

“Maaf telah bikin kamu khawatir.”

“Tidak apa-apa. Memang kurang ajar itu mereka. Bisa-bisanya loh mereka membajak satu mal ini.”

“Kita sekarang dimana?” 

“Kita ada di dalam mobil ambulance. Para polisi dan anti-teroris datang tidak lama setelah mereka pergi. Ketika kamu pingsan, Aku memindahkanmu ke samping bioskop, kedai makan, atas perintah pria pengguna pistol itu.”

“Bisa terjadi seperti itu juga ternyata.” Josephine terheran-heran sambil tetap terlentang di atas matras.

“Ya. Tak lama kemudian, mereka pergi setelahnya. Lalu polisi, anti-teroris, dan ambulance datang setelahnya. Mereka langsung menanyakan apakah kamu telah mati seperti gading yang berada di sebelah kita sewaktu kita berada ditempat yang diminta oleh pria tersebut. 

“Lalu Kamu jawab apa?”

“Ya tentu saja Aku jawab Tidak. Dengan suara lantang, tanpa ragu sedikitpun.” Dhody menjelaskan kejadian yang dialaminya kepada Josephine. “Lalu mereka meminta Aku membawa Kamu ke sini.”

Josephine yang merasa sudah lebih baik, berusaha bangun dari dari posisi tidurnya, mengubahnya ke posisi duduk. 

“Oh iya, ini teh dari mereka. Meski Aku sudah memberitahu mereka kalau kau tidak suka teh.” Dhody memberikan teh hangat yang berada di sampingnya. “Ini juga, selimut trauma. Katanya kamu membutuhkannya agar bisa menurunkan tingkat syok kamu.” Dhody membentangkan selimut tersemut dan menyelimuti tubuh Josephine. 

“Aku tidak butuh itu. Mari kita pergi dari sini, sebelum ada wartawan yang melihat kita dan menjadikan kita narasumber.” 

“Ya, Kamu benar.”

Josephine bangun dari matrasnya, mereka berdua turun dari mobil ambulance tersebut. Pergi menuju lokasi mobil mereka yang mereka letakkan di basement dua. 

Lihat selengkapnya