TTM

Arslan Cealach
Chapter #3

Dia yang Menemani

Akhirnya Rena merubah rencana awal untuk makan siang di warung kaki lima penjual soto langganan yang punya harga jauh lebih terjangkau untuknya. Semua karena kebetulan bertemu dengan pegawai finansial kantor sebelah dengan gaji mapan yang lebih suka makan siang di restoran dalam mall dekat kantor mereka.

“Hahh,” desah wanita itu saat mengingat kondisi keuangannya di tanggal tua ini.

“Udahlah, Ren. Kalau makan di tempat kayak gitu nggak ada privasinya. Saat ini kamu pasti lagi butuh ruang untuk mengungkapkan apa yang sebenernya sedang kamu rasakan, ‘kan? Santai aja,” ucap pria itu seolah bisa menebak apa yang Rena pikirkan hanya dari helaan nafasnya yang terdengar suram.

“Enak ya kalau bisa jadi orang yang santai dan ceria kayak kamu. Hidup pasti bakal terasa jauh lebih mudah walau sedang dirundung masalah,” komentar Rena bersamaan dengan saat mereka memasuki lobi mall yang cukup ramai. Terdapat para pengunjung, sales yang menawarkan produk perusahaan mereka, pedagang, dan juga yang lain.

Semua orang pasti hanya akan menunjukkan diri mereka yang bisa diterima oleh lingkungan di permukaan. Sekalipun jauh di dalam perasaan bisa jadi sedang ada masalah tidak tertahankan.

Pria itu meresponnya dengan tawa kecil, “Haha. Lha itu padahal kamu sendiri udah tau gimana cara buat hidup tetap mudah walau sedang dirundung masalah. Terus kenapa tidak diterapkan, Jeng Rena?” tanyanya.

“Karena melakukan itu gak mudah, Tara,” balas Rena.

Tara bertanya lagi, “Gak mudahnya kenapa? Kita tinggal hidup santai aja dan gak usah memikirkan hal yang berlebihan. Semua yang kita takutin itu juga belum tentu jadi kenyataan, kok. Nikmatin aja hidup yang pendek ini timbang kalau mati nanti menyesal karena gak sempat menikmati hidup.”

Lihat selengkapnya