TTM

Arslan Cealach
Chapter #6

Melankolia

Beberapa jam sebelumnya.

*

Perasaan Tara seketika jadi tidak enak setelah ditinggal oleh Rena. Mood-nya untuk makan dan perasaan lapar yang tadi menggebu mendadak berkurang hingga hilang sampai membuat makanan nikmat yang ia pesan jadi terasa kurang berkesan. Ia tidak yakin soal apa yang ia rasakan.

Setelah selesai makan ia segera kembali ke kantornya sendiri sambil membawa bungkus makanan yang dipesan Rena. Awalnya ia berniat memakan sendiri saja makanan itu karena merasa tidak enak untuk bertemu lagi dengannya setelah apa yang terjadi. Tapi, kemudian rasa khawatir lebih mendominasi. Memikirkan kira-kira apa yang wanita itu gunakan untuk makan siang.

“Dia kan orangnya perhitungan banget. Jangan bilang dia cuma minum air putih untuk mengisi perut,” pikirnya sambil berniat izin keluar kantor sebentar saat jeda untuk sholat Ashar. Karena ingin mengantar makanan itu ke kantor Rena.

Sebenarnya dia tidak begitu paham soal lingkungan kerja di kantor leasing. Tapi, sepertinya bekerja di tempat seperti itu penuh dengan tekanan akan target dan ketepatan waktu. Tak heran teman perempuannya satu itu selalu tampak kelelahan dan tertekan.

“Sebenarnya aku rasa kayaknya tipe pekerjaan kayak begini nggak cocok deh buatku,” ingatnya suatu waktu Rena pernah berkata.

“Terus kenapa masih dilakuin?” Tara bertanya.

“Karena nggak ada pilihan lain,” jawab wanita itu lemas.

Seusai menitipkan makanan. Ia bertanya kepada satpam yang berjaga, “Pak, anak-anak telemarketing kira-kira pulangnya jam berapa, ya?”

“Memang ada apa ya, Mas?” tanya Pak Satpam. Tak mau langsung memberitahu informasi internal kantor seperti itu pada pihak luar.

“Sebenarnya saya janjian mau pulang bareng sama telemarketing yang namanya Ren… maksudnya Regina, Pak. Mau saya telpon aja, tapi hapenya nggak nyala. Dichat juga masih centang satu.”

“Oh, ya jelas, Mas. Telemarketing itu gak boleh nyalain gawai saat jam kerja,” beritahu satpam tersebut.

Lihat selengkapnya