TTM

Arslan Cealach
Chapter #21

Tahapan Jatuh Cinta

Rena tersenyum saat melihat wajah Tara yang jadi aneh. Bertanya diiringi tawa, “Khi khi khi, kamu kenapa lagi? Mukanya jadi jelek begitu.”

Tara memang sedang kehilangan kata-kata. Sampai tanpa sadar membuka lebar mulutnya karena tak habis pikir. Bagaimana mungkin hal semacam yang baru saja Rena ceritakan itu terjadi di dunia nyata? Eh, tidak, bukannya begitu. Ia pun pernah mengalami hal yang… mungkin… setara. Sama-sama gila jika dibanding yang baru Rena alami.

Ternyata hal buruk juga bisa terjadi dalam hidup orang lain, ya? Sejujurnya ia pun sempat berpikir dirinya adalah manusia paling nelangsa, menyedihkan, dan tak ada harapan yang hidup di bawah kolong langit. Ternyata ada juga orang lain yang sama-sama punya pengalaman seburuk itu. Dan pasti bukan hanya satu.

Ia jadi “sedikit” malu. Tak ia sangka ternyata perempuan pertama yang ia suka memiliki cerita hidup begitu kelam. Walau di satu sisi Tara ingin jadi seseorang yang melindungi dan membuat Rena baik-baik saja. Di sisi lain ia juga merasa kurang pantas sekaligus meragukan diri sendiri.

“Pahit banget ya ceritaku?” tanya Rena diiringi senyum kelegaan karena akhirnya bisa membagi beban berat itu pada seseorang. “Makan durian, yuk. Biar nggak pahit pahit amat hidup kita,” pinta Rena sambil melihat kotak durian kupas di atas nakas.

Tanpa suara, Tara mengambil kotak durian itu dan mengeluarkan sebuah sumpit yang memang ada di dalam ransel kerjanya. “Aku suapin, ya.”

Rena langsung menutup wajah untuk menyembunyikan pipinya yang sekarang mungkin merah karena malu. “Ya ampuun. Kalau ada perawat masuk ini nanti kamu pasti bakal dikira pacarku, Tar.”

“Padahal anggap aja emang gitu,” respon Tara pelan sambil menyumpiti daging durian.

Rena yang tak mendengarnya dengan jelas langsung mengkonfirmasi, “Hah?”

“Udah, gak penting. Pesawatnya mau masuk nih, Bu. Aaaaaa...” ucap Tara sambil memainkan sumpit itu agar seolah-olah pesawat terbang.

Tanpa sadar Rena menutup mulut lagi. Berusaha menyembunyikan ekspresi kebahagiaan yang tak terbendung. Ia buka mulutnya, “Aaaaa...”

“Aku nggak tau sih penyakit apa yang bisa mengakibatkan hal kayak gitu terjadi. Yang jelas… semoga kamu cepat sembuh, ya. Aku sedikit overthingking saat tau kamu sakit.”

“Ya ampun, Tara, kamu emang separuh malaikat, ya,” puji Rena. Masih tak percaya orang sebaik Tara ada dalam hidupnya.

“Kalau kayak aku aja dibilang seperti malaikat. Manusia macam apa sih yang ada dalam hidup kamu selama ini?” tanya pria itu tanpa sadar. Memasukkan sesumpit daging durian ke mulutnya. Menggunakan sumpit yang sama dengan Rena.

“Lhaa, kan kamu udah ketemu barusan,” jawab Rena diiringi intonasi bercanda.

“Waduh, kacau juga, ya,” ucap pria itu sambil memegangi dahi. Sedikit sulit membayangkan jika harus memiliki ayah mertua seperti itu saat ayah kandungnya sendiri tidak jauh berbeda.

“Hehehe, emang.”

“Tapi, Ren… meski begitu aku tetap nggak peduli.”

Lihat selengkapnya