TTM

Arslan Cealach
Chapter #22

Siapa?

Umumnya kaum lelaki lebih jarang curhat daripada perempuan karena norma sosial yang mengharuskan mereka tampak kuat dan tak menujukkan kelemahan. Padahal curhat atau berbagi perasaan dan masalah disebut memiliki beberapa manfaat seperti; melepaskan beban emosional, mempererat hubungan, dan juga mendapat sudut pandang baru. Karena itulah, secara global lelaki memiliki angka kematian akibat “mengakhiri hidup sendiri” lebih tinggi dibanding perempuan.

Meski perempuan cenderung lebih sering melakukan percobaan mengakhiri hidup sendiri atau attempted suicide. Jauh lebih banyak lelaki yang meninggal karena bunuh diri atau completed suicide. Hal ini sering dikaitkan dengan perbedaan metode yang digunakan serta beragam faktor seperti tekanan sosial, kurangnya dukungan emosional, dan kerentanan pada masalah kesehatan mental.

Tara cukup senang karena punya teman yang bisa ia ajak ngobrol masalah apa pun di kosan. Karena di tempat kerja ia lebih menggunakan citra sebagai pria serius dalam pekerjaan yang tak banyak mengumbar masalah pribadi. Ia tak memiliki satu orang pun teman yang benar-benar bisa diandalkan di sana. Bisa dibilang relasinya dengan Rena adalah satu-satunya hubungan antar manusia yang benar-benar ia nikmati di tempat kerja.

“Kenapa aku tidak mengerti, ya? Apakah cinta memang selalu semembingungkan ini untuk semua orang?” tanyanya saat menatap penampilan di depan cermin besar kamarnya. Ia tutup pertanyaan itu dengan helaan nafas, “Hahh…” Tentu bukan karena lega. Tapi, karena tak tau apa yang harus dilakukan.

“Sebenarnya ini sungguh perasaan cinta atau bukan?”

*

“Nanti kalau ada yang tanya kamu siapa bakal aku jawab apa coba?” tanya Rena.

“Yah, jawab aja kalau aku pa…”

Pacarmu! Keluarkan kata itu, Bramantara Gading Wiryawan!

“…partner kerjamu.”

“Oh,” respon Rena pendek. Datar.

*

Lihat selengkapnya