Sementara itu di sisi Bram yang akan bertransformasi jadi Tara jika di hadapan Rena. Semacam panggilan sayang halu yang sengaja ia ciptakan untuk menunjukkan betapa istimewanya hubungan mereka untuknya.
Beruntung Rena sudah terlihat menuruni tangga tak lama setelah ia berdiri di sana. Seolah hari itu semesta sengaja menakdirkan kemudahan pertemuan mereka. Menjadikannya sedikit lebih percaya diri timbang sebelumnya.
Ya, melihat wajah wanita itu hampir selalu membuat Tara sukses menaikkan satu tingkat harapan hidup dan ekspektasi sembuh dari trauma masa lalu. Mungkin itu yang membuat dia berbeda dari perempuan lain. Karena mereka terhubung oleh benang merah luka yang hampir serupa.
Krieett. Pintu kantor dibuka oleh Rena yang terbelalak melihat Tara sedang menunggunya dan… Greeph. Wanita berambut pendek itu secara tak terduga melompat dan memeluk Tara. Membuat kedua mata pria itu terbelalak tak percaya. Bagaimana bisa?
“Heh, ada apa ini?” tanya Tara berusaha tak terlihat salah tingkah setelah Rena melepaskan pelukannya.
Wanita yang masih asyik tersenyum bahagia itu menjawab, “He he he, maaf ya kalau aku nggak sopan. Habis aku bingung mau melampiaskan kebahagiaan hari ini sama siapa.”
Eh? Oh? Begitukah? Aku harus ngapain, ya? Ia bertanya-tanya dalam hati. Berusaha menekan kecanggungannya Tara menjawab, “Tenang aja. Aku nggak ada masalah kok sama apa pun yang pengen kamu lakukan ke aku. Selama bikin kamu senang.”
“Aish, Pak Tara ini udah dibilangin jangan terlalu baik sama semua cewek. Nanti kalau kamu menikah bisa-bisa banyak yang ngegeruduk resepsimu, lho. Karena ngerasa cuma di PHP-in,” tegur Rena sambil mulai berjalan.
Tara mengikutinya. Lagi-lagi membatin, Ya Allah tolong jangan buat aku jadi pria yang PHP ke banyak wanita. Izinkan aku kasih satu harapan asli buat dia aja. Iya, Ya Allah, ini, perempuan di sampingku. Tolong banget ini mah. “Aku ngak begini ke semua orang, kok,” beritahunya tanpa sadar.
“Eh? Apa?” tanya Rena. Tak yakin pada apa yang baru saja ia dengar.
"E, Eh, enggak, enggak apa-apa. Aku hanya… Oh iya, apa yang membuat kamu senang banget hari ini? Hal spesial apa yang udah terjadi?” tanyanya berusaha alihkan topik.
Rena menjawab sambil memainkan raut wajahnya, “Hummm, kasih tau gak, ya?”