TTM

Arslan Cealach
Chapter #42

Kaitkan Harapan

Beberapa hari kemudian.

Drap drap drap. Situasi benar-benar kacau belakangan ini. Memaksa Bramantara yang baru saja diizinkan keluar rumah sakit kalau bisa ingin berlari sekuat tenaga menuju kantor Rena. Kantor perusahaan leasing di mana wanita itu bekerja sebagai seorang telemarketing.

Gerak-geriknya yang tidak biasa tentu menarik perhatian banyak orang. Terlebih ia baru saja kembali setelah sekian lama tidak ngantor karena alasan kesehatan. Tapi, ia tidak peduli. Yang ia pedulikan sekarang hanya Rena. Dan kenapa tidak ada satu pesan pun datang dari wanita itu. Apakah hubungan mereka selama ini ternyata tidak seistimewa yang ia kira?

Dan lagi… ada hal lain yang ingin segera ia pastikan. Sebuah pertanyaan yang beberapa hari terakhir membuat nafasnya sesak.

“Bram,” panggil suara seorang perempuan tepat saat ia ingin keluar kantor di jam istirahat makan siang.

Ia menghela nafas kesal dan menghentikan gerakan. Membalik tubuh untuk melihat Mbak Nadia sebagai pelaku panggilan. “Ada apa ya, Mbak?” tanyanya.

“Aduh, nada bicaramu ketus banget, Bram. Jangan gitu dong kalau sama cewek. Nanti kamu jadi perjaka tua, lho,” balas wanita itu santai. Sok asik tepatnya.

“Aku sedang buru-buru, Mbak Nadia. Kalau hanya ingin berbasa-basi bisa kita lakukan lain waktu.” Ia membalik tubuh lagi hendak membuka pintu.

Greph. Nadia memegang punggung tangan pria itu untuk menghentikan tindakannya. Dengan lembut berkata, “Makan siang sama aku, yuk. Aku ada rekomendasi rumah makan baru dekat sini yang pasti kamu suka.”

“BISA DIAM GAK SIH, MBAK??!” tanya Bram yang sudah habis kesabaran sambil berteriak.

Membuat Bang Hendra dan beberapa karyawan lain yang baru sampai dari tangga terkejut. Memutuskan menahan langkah untuk beberapa saat. Timbang terlibat apa yang sedang terjadi, ‘kan?

Nadia yang kaget diteriaki seperti itu oleh Bram terdiam. Selanjutnya, tanpa minta maaf pria itu keluar dari kantor dan segera melesat ke kantor Rena.

Lihat selengkapnya