TTM

Arslan Cealach
Chapter #43

Momen Berharga

“Lu salah, Bram. Perempuan itu nggak ada. Lu harus segera kembali ke dunia nyata!”

Tara ingat sekali kakaknya Atma berkata demikian sekitar seminggu lalu dan terus mengulangi sampai buat ia mulai meragukan kewarasan sendiri. Menyebabkannya harus dirawat lebih lama. Tapi, justru itu semua lebih gila, ‘kan?

Lihatlah siapa yang ada di depannya sekarang. Seseorang yang solid, nyata, bisa dilihat, dirasa. Meski belum yakin bisa diraba dan diterawang atau tidak.

“Rena, aku boleh nyentuh kamu gak?” tanya Tara di tengah prosesi santap siang mereka. Rena sendiri sedang menikmati piring keduanya. Entahlah, wajahnya sangat pucat dan kelihatan seperti orang kurang gizi. Terserah dia mau makan sebanyak apa di rumah makan Padang itu.

Tanpa mengalihkan konsentrasi dari segunung penuh kenikmatan nasi rames di atas piring. Ia menjawab, “Tar, kamu itu baru traktir aku nasi Padang aja udah banyak mau, ya?”

Tara langsung gugup karena apa yang baru ia ucapkan malah disalahartikan. “Bu, Bukan nyentuh yang kayak gitu ya maksudku, Bu. Aku itu pengen megang kamu buat mastiin kalau kamu beneran ada atau nggak. Kamu itu bukan hasil imajinasiku aja, ‘kan?” terangnya sambil berlagak memegang sesuatu di atas meja.

Alhasil Rena langsung cengok melihat temannya satu itu. Tanpa meminta izin segera ia tempatkan salah satu punggung tangan di dahi Tara. “Badan kamu kayaknya agak anget ya, Tar.  Kamu sehat?” ia bertanya.

Lihat selengkapnya