TTM

Arslan Cealach
Chapter #48

Kebanggaan

Sementara itu di sisi lain kota metropolitan yang makin dalam ditelan malam. Berlokasi di sebuah apartemen mewah milik Atma.

Berawal dari dirinya yang memutuskan menjemput sang adik ke kantor karena seharian diserang perasan overthinking terkait kondisi anak itu. Ia malah berakhir menemui kantor adiknya sedang dalam kondisi heboh karena Bram tiba-tiba histeris dan bersikap anarkis, kejang-kejang, setelah itu pingsan sampai buat semua orang bingung.

*

Saat di kantor Bram beberapa saat lalu.

Atma ingat seorang pria tambun berkulit gelap menghampirinya dan bertanya, “Itu nggak dibawa ke rumah sakit aja, Mas?”

“Nggak perlu. Adik saya baru saja pulang dari sana. Kalau ada perlu sesuatu yang berhubungan dengan dia bisa minta atasan kalian menghubungi saya,” jawab Atma sambil menyerahkan kartu nama. Membuat semua orang di sana silau melihat jabatannya di perusahaan keluarga sendiri.

Setelah itu Atma memasukkan tubuh tak sadarkan diri sang adik ke dalam mobil mewahnya dibantu oleh satpam. Meninggalkan beberapa teman Bram seperti Hendra, Chika, dan karyawan lain dalam obrolan ringan.

“Anjay, dia minta pak bos kita dong yang ngehubungin dia,” komentar seorang karyawan lelaki.

Seorang karyawati merespon sambil menunjuk kartu nama yang ia genggam, “Ya kamu liat aja sendiri ini dia siapa. Mana mau sekretarisnya dihubungi henpon rakyat jelata kayak kita.”

Chika tak mau kalah ikut berghibah, “Aku baru tau, lho. Ternyata Bram punya latar belakang mentereng juga, ya. Aku pikir dia emang kaya, tapi kaya yang biasa aja. Ternyata nggak.”

“Beruntung bener pegawai kantor lintah darat sebelah itu, ya,” komentar karyawati lain.

Tapi, Chika malah punya pemikiran yang agak laen. “Eh, kalian tau kan kalau belakangan Mbak Nadia getol banget deketin Bram. Jangan-jangan karena dia udah tau soal latar belakangnya lagi.”

Hendra langsung melirik Chika. Membatin, tempo hari kamu bilang katanya gak mau bikin asumsi karena takut jadi fitnah. Capek, deh.

“Wah, bener juga itu. Lagian dilihat dari mana pun juga rasanya emang agak aneh sih kalau Mbak Nadia yang cantik cetar membahana begitu sampai ngejar-ngejar cowok sekalem Bram kalau nggak ada udang di balik bakso.”

Lihat selengkapnya