TTM

Arslan Cealach
Chapter #52

See U Tomorrow

“KAMU NGGAK BISA BACA PESAN SAYA APA, HAH??!!!” teriak sang bapak yang tiba-tiba mendatangi rumah Rena di akhir minggu. Sudah sekitar satu minggu berlalu sejak anak hasil perselingkuhannya tinggal di rumah sama dengan Rena.

Selama itu tentu saja Rena memilih menjaga akal sehatnya dengan menganggap gadis itu tak ada. Tak melakukan satu pun yang pria itu perintahkan seperti merawat, menjaga, atau yang semacamnya. Ya gila saja. Rena merasa jauh lebih baik ia disuruh memelihara tuyul atau jenglot sekalian timbang anak ayahnya dengan mantan selingkuhannya.

“Putri udah laporin semua ke saya. Katanya kamu gak pernah beliin dia makan. Gak izinin dia pakai alat mandi. Kamu bahkan gak mau bersihin kamarnya dan bantu dia nyuciin pakaiannya. Putri itu sibuk kuliah agar jadi perempuan berpendidikan tinggi gak tolol kayak kamu, anak setan! Kamu disuruh berguna dikit aja jadi anak gak bisa, ya.”

Rena memilih diam saja alih-alih membalas kemarahan sang bapak dengan argumen yang masuk akal. Saat di kantor barusan ia sudah dapat peringatan dari atasan imbas kinerja yang kian memburuk. Ia tak boleh ambil resiko yang mungkin membuat keadaan jadi lebih menyebalkan.

Menjadi latar dari bapaknya yang sedang asyik mengomel. Ada Putri yang bertolak pinggang dengan tampang angkuh seolah berkata, mampus! Inilah balasan karena melawanku. Rena yang tak pernah dapat dukungan dari siapa pun lagi setelah “berpisah” dengan Tara benar-benar hancur sampai ke intinya. Bingung, sedih, semua bercampur jadi satu tanpa bisa dikendalikan.

“Lebih baik kamu angkat kaki dari rumah ini,” putus pria itu pada akhirnya.

Putri tampak melonjak gembira meski berusaha ia tutupi dengan wajah poker face. Sementara Rena…?

“Lho, Pak? Ini kan rumah yang harusnya Bapak kasih ke…”

“Mamamu itu udah menikah lagi ya, Regina. Saya sudah tidak punya tanggung jawab apa pun lagi sama dia.”

“Ya tapi… aku kan masih anak Bapak. Aku ini perempuan dan belum menikah lho, Pak. Bapak itu kelihatan sok alim di luar. Suka kasih ceramah pakai gelar kiayi haji, tapi di dalam perlakuannya sama aku kayak gini? Nggak takut sama Allah apa kamu, Pak?” tanyanya dengan tatapan tak percaya. Seolah siap menantang maut dengan sikap menantangnya.

“Dasar anak setan kurang ajar!” pekik pria itu hampir ingin menampar wajah Rena.

Putri tampak cekikikan berusaha menahan suara tawanya di belakang orang tua lelaki mereka.

Lihat selengkapnya