TTM

Arslan Cealach
Chapter #54

Awal Tarian

PLAAKK. Tamparan keras Atma mendarat bebas di wajah sang adik. Setelah akhirnya ia berhasil menyelesaikan semua masalah yang Bram akibatkan. Jantungnya seperti mau copot saat ia mendapat kabar adiknya sedang mengamuk menghajar pria tak dikenal di rumah sakit.

Sejak itu Bram tak mengatakan apa pun lagi. Ia hanya diam saja dengan pandangan mata kosong. Membiarkan tubuhnya yang bagai manekin tak bernyawa ditampari, dipukuli, dan dihajar balik oleh Atma yang super kesal.

Tapi, Bram tetap diam. Hal itu membuat Atma yang terpaksa meninggalkan kesibukannya di kantor semakin pusing. Di tengah kabut keresahan yang sedang menguasai kepala pria tiga puluh tahunan itu. Sebuah memori tiba-tiba terlintas dalam kepalanya. Semakin kuat mencengkram ingatan.

*

Suatu hari sekitar lima belas tahun lalu. Salah satu masa-masa paling berat untuk kedua bersaudara Adyatma dan Bramantara. Atma menyadari adiknya mulai bersikap aneh sejak istri baru sang ayah mulai tinggal di kediaman mereka.

Berbeda dengan Atma yang sudah lebih dewasa dan mampu mengelola emosi lebih baik. Adiknya mengalami guncangan mental yang lebih parah. Bram mulai kerap bicara sendiri. Bersikap paranoid seperti sangat ketakutan pada kedatangan sesuatu. Dan yang paling mengkhawatirkan, ia sampai tak sedikit pun berani melihat ibu tiri mereka.

Tentu, tentu saja, sebagai kakak yang baik Atma pernah meminta Bram dibawa ke dokter jiwa. Ia khawatir keadaan itu akan mempengaruhi pertumbuhannya. Namun, niat baik tersebut langsung ditentang oleh sang ayah dengan dalih hal itu hanya akan mencoreng nama baik keluarga.

Dokter jiwa? Ada anggota keluarga Gading Wiryawan yang berobat ke dokter semacam itu? Bagaimana jika sampai ada kenalan mereka mengetahuinya? Rumor macam apa coba yang akan berkembang nanti?

Lihat selengkapnya