Tubuhku Tak Salah, Tapi Dunia Menghakimi

Oleh: Temu Sunyi

Blurb

Di dunia yang tertawa karena luka orang lain, Dito tumbuh dengan tubuh yang terus jadi bahan candaan dan hati yang tak pernah diberi ruang untuk utuh. Ia adalah anak dari ibu yang tak pernah menyerah, dan ayah yang menghilang sebelum sempat mengajarkan arti pulang. Setiap pagi ia bangun bukan karena harapan, tapi karena kewajiban untuk bertahan.

Dito tak butuh panggung—tapi dunia memberinya topeng badut. Di balik tawa yang dipaksakan, tersembunyi luka-luka yang dijahit diam-diam dengan kasih ibu, kerja keras pasar, dan puisi yang ditulis dalam hening.

Novel ini bukan kisah perjuangan yang berakhir bahagia. Ini adalah pelukan bagi mereka yang tak pernah dipeluk, jeritan bagi mereka yang terlalu sering disuruh diam, dan suara bagi hati yang dianggap terlalu gemuk untuk dicintai.

Karena terkadang, bertahan hidup adalah satu-satunya bentuk perlawanan yang tersisa.

Lihat selengkapnya