Tuhan, Boleh Ya, Aku Tidur Nggak Bangun Lagi?

Athar Farha
Chapter #4

Surat Keempat: Status dan Kaitan-Kaitan Lainnya

3 Juli 2024


Untuk Kamu


Kamu kesal ya? Tolong jangan cemberut begitu. Jika kamu masih cemberut dalam lima menit ke depan, aku akan sangat merasa bersalah. Kesal boleh asalkan jangan lama-lama. Eh.

Tanpa perlu bercerita padaku, aku yakin sekali, saat kamu sampai di Rutan Payung Teduh, kamu pasti langsung menemui petugas jaga di pos keamanan. Mengingat dirimu adalah rekomendasi dari ‘mereka’, proses identifikasi dirimu pastinya nggak akan lama.

Namun, sebelum kamu melangkah lebih jauh, ada petugas jaga lain menghadangmu. Saat itu, aku yakin kamu merasa kesal karena ingin tetap bertemu denganku. Namun, karena petugas jaga tahu betul aku ‘punya hak untuk menolak pertemuan’, dengan kesal kamu pun pulang membawa sobekan kertas utuh yang dilipat-lipat, tanpa mengecek berapa lembar jumlahnya.

Tanpa aku melihat langsung kejadian itu, apakah hipotesisku benar? Tertawalah jika tebakanku salah. Hahaha.

Aku sebenarnya lagi nggak ingin menceritakan peristiwa pertama kali masuk di sini. Yang jelas penangkapan itu terjadi pada 14 Juni 2024, dan kayaknya bakal ada ‘perpanjangan penahan sementara’, karena hari ini sudah genap dua puluh hari aku mendekam di sini.

Yang menggelikan adalah, aku sama sekali belum didampingi kuasa hukum. Bukankah kita sempat bahas ini? Atau aku cuma merasa? Sudahlah, abaikan pertanyaan ini karena memang aku yang masih enggan didampingi pengacara. Kasusnya cepat selesai lebih baik, kan?

Omong-omong, Rutan Payung Teduh sebagai fasilitas penahan yang menangani kasus-kasus dari seluruh desa di kabupaten termasuk Desa Sarang Manis, sejujurnya ruangan di dalamnya panas dan pengap, meskipun gedungnya berdiri kokoh di dekat gedung-gedung pemerintah lainnya. Aku sudah kayak ikan pindang pas tidur bareng kawan-kawan di sini. Nggak semua kawan satu ruang tahanan baik, sih. Nantilah kita bahas lebih jauh yang ini.

Oh, iya. Kamu mungkin merasa ‘bagian yang ini nggak perlu diceritakan’. Sebenarnya itu sama dengan pertimbanganku. Namun, karena tadi aku berkenalan dengan sosok pemuda, penghuni baru di sini, yang mana itu mengingatkan diriku pada sahabatku, jadi izinkan aku menuliskan ini untukmu. Biar nantinya kamu bisa merangkum evaluasi psikologinya dengan jujur. Bukankah kamu yang menyuruhku menulis apa pun? Aku yakin kamu nggak lupa. Jangan lupa duduk dan sediakan secangkir kopi karena bagian ini cukup panjang.

~°~

Lihat selengkapnya