Tuhan di Persimpangan Jalan

Endang Hadiyanti
Chapter #1

Prolog

Aku masih mencoba memejamkan mata sembari merasakan getaran bus lintas provinsi yang sedang melaju di jalanan aspal namun tidak mulus ini. Entah mengapa mataku sulit sekali terpejam walau sudah dipaksakan.

"Hai," sapa lelaki di bangku sebelah saat mataku terbuka dan meliriknya. Ternyata memang tepat seperti dugaanku … dia tak henti memperhatikanku sedari duduk di sana tadi.

“Huff.” Aku menghela napas panjang sembari melempar pandangan ke bangku paling depan. Raditya, adikku, duduk di situ menggantikan orang sok ganteng ini. Bisa-bisanya dia menyogok Radit dengan semangkok mi rebus saat istirahat di Palembang tadi, lalu mengeluh sulit tidur karena lampu kendaraan lawan yang menyilaukan matanya jika terus duduk bangku dekat supir. Dengan heroik, Radit yang polos itu langsung menawarkan tukar tempat duduk dengan alasan dia tidak masalah tidur dalam kondisi seperti apapun.

Aku kembali menutup mata dan mengambil posisi memunggunginya.

“Jadi, kamu benar-benar akan nyuekin aku sepanjang perjalanan? Kita cuma sampai Jakarta aja, loh, barengannya.” Lelaki tinggi berkulit cokelat yang memperkenalkan dirinya sebagai Charles itu berhasil memancingku untuk duduk dengan normal lagi. Sudah beberapa jam berlalu dan dia memang tidak berbuat lancang, selain dari menatapku tanpa henti saja. Mungkin dia memang hanya ingin berkenalan dan berbagi cerita, tanpa berbuat aneh-aneh. Aku saja yang terlalu berburuk sangka hingga dengan tega mengabaikannya.

Lihat selengkapnya