Tuhan, Maaf Saya Jatuh Cinta

ImaRosyi
Chapter #3

Bagian III

Jarvinia pernah bercerita pada Farhan ingin sekali meneruskan kuliah ke Finlandia, tidak menyebutkan di mana universitas yang ia inginkan secara spesifik, ia hanya ingin ke Finlandia. Tanpa sebab yang pasti. 


Farhan pernah bercerita ia tertarik untuk meneruskan kuliah ke Universitas Leiden. Mungkin suatu saat untuk S2 maupun S3. Farhan ingin meneruskan S1 di ITB. 


Kenangan-kenangan itu memberikan harapan semu pada Jarvinia. Apakah ia jadi meneruskan kuliah ke Belanda? Apakah lelaki itu sedang meneruskan S2 atau S3? Pertanyaan-pertanyaan itu membayangi keberangkatan Jarvinia ke Belanda. Namun, di satu sisi ia begitu bersemangat untuk bertemu dengan sahabatnya yang lain, Aloysius, mantan wakil ketua OSIS, wakil Farhan. 


“Hai Bu Dosen.” Aloysius tersenyum semringah begitu Jarvinia tiba di Vondelpark.  Candaan Bu Dosen yang disematkan kepada Jarvinia telah bergulir di grup WhatsApp angkatan. 


“Hai Pak Duta Besar.” Jarvinia tidak mau kalah dalam meledek. Aloysius memang bekerja di Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Den Haag. Namun, tentu saja sebagai staf, bukan sebagai Duta Besar. Keduanya lantas terbahak. 


“Gimana kemarin perjalannya, jet lag?”


Jarvinia menggeleng. “Nope. Terima kasih kepada Tuhan karena saya sudah sering mondar-mandir Jepang-Jerman-Indonesia.”


“Mondar-mandir, banyak duit banyak duit.”


“Puji Tuhan. Kamu sendiri? Berapa lama perjalanan dari Den Haag ke sini?” 


“Sekitar lima puluh  menit. Ya satu jam lah, by train.”


“Dekat, ya, seperti Jogja-Solo.”


“Yup, benar. Kaya Jogja-Solo.”


“Jadi, ada cerita apa kali ini?”


Jarvinia meneguk air mineral dari botol tumblernya. “Farhan. Tiba-tiba aku keingat dia.”


Aloysius menatap Jarvinia lekat. “Je, do you finally realise something?”


Kini giliran Jarvinia yang menatap Aloysius lekat. Mendadak ia teringat apa yang diucapkan sahabatnya itu pasca lelaki itu menembaknya, 


Kamu mungkin harus lebih peka dengan sekelilingmu, Je.” Ucap Al kala itu. 


“Al, kamu juga tahu kalau dia pernah nembak aku?”


Aloysius menghela napas. “Tentang rencana dia confess, aku tahu. Tapi, sampai sekarang aku nggak tahu dia jadi confess atau nggak. Sampai kamu  bilang barusan.”


Jarvinia mengusap keningnya. Ia benar-benar merasa bersalah karena baru menyadari perasaan Farhan setelah tiga sepuluh tahun lamanya.


Lihat selengkapnya