Tuhan, Maaf Saya Jatuh Cinta

ImaRosyi
Chapter #5

Bagian V: Reuni Kecil

“Hai Bu Dosen.” Aloysius tersenyum semringah begitu Jarvinia tiba di cafe tempat mereka membuat janji bertemu.  Candaan Bu Dosen yang disematkan kepada Jarvinia telah bergulir di grup WhatsApp angkatan. 

“Hai Pak Duta Besar.” Jarvinia tidak mau kalah dalam meledek. Aloysius memang bekerja di Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Den Haag. Namun, tentu saja sebagai staf, bukan sebagai Duta Besar. Keduanya lantas terbahak. 

“Berapa lama dari Den Haag sampai sini?” Jarvinia melanjutkan. 

“Sekitar lima puluh  menit. Ya satu jam lah, by train.”

“Dekat, ya, seperti Jogja-Solo.”

“Yup, benar. Kaya Jogja-Solo. Bye the way, Farhan jadi join kita?”

Jarvinia mengangguk. “Dia nyusul”

Tidak lama berselang, dari kejauhan terlihat Farhan tergopoh-gopoh menghampiri keduanya. 

“Hai, maaf terlambat.” Farhan menarik salah satu bangku, mendudukinya. 

“Kita belum lama, kok.”

Aloysius tersenyum semringah. “Apa kabar Pak Ketua?” Menjabat tangan Farhan. 

Farhan tersenyum, menerima jabatan itu. “Alhamdulillah, semua baik-baik saja.”

“Puji Tuhan.” Aloysius menjawab. 

“Mau minum?” Jarvinia bertanya tulus, “aku bawa air putih.” Ia mengeluarkan tumbler raksasanya–berkapasitas 1,5 liter.

“Nggak usah, aku nggak papa.”

“Ada khamernya.” Al menimpali disambut dengan pelototan dari Jarvinia. 

“Oh, ya, aku ada info buat kalian.” Jarvinia menggantung ucapannya, menatap kedua kawannya lekat-lekat sebelum melanjutkan ucapannya. “Dua bulan lagi klub orkestra Dipta bakal tampil di sini. Nonton dia, yuk.” Jarvinia mengumumkan dengan penuh semangat. 

“Boleh. Eh, tapi weekend atau nggak?”

“Kebetulan banget weekend. Jadi, nggak ada alasan cek jadwal dulu.”

Dipta adalah kawan SMA ketiganya. Salah satu kawan yang sangat dekat dengan Jarvinia karena sama-sama bergabung klub teater dan jurnalistik saat SMA. 

Farhan selalu curiga dengan kedekatan Jarvnia dengan Dipta. Meski Aloysius lah yang pernah menyatakan perasaannya, tetapi bagi Farhan kedekatan Jarvinia dan Dipta lebih dari teman-teman yang lain. 

Farhan tidak suka kenyataan bahwa Jarvinia selalu tersenyum semringah tiap berbicara dengan Dipta. Ia tidak suka bagaimana keduanya memiliki hobi yang sama. Ia tidak bahagia karena Jarvinia menceritakan hal-hal yang juga diceritakan padanya, tetapi tidak sebaliknya: Jarvinia tidak pernah menceritakan apa yang pernah diceritakan kepada laki-laki feminin itu. 

Farhan selalu melihat sinar yang berkilau pada mata Jarvinia, setiap gadis itu bersama Dipta. Dan ia tidak senang dengan kenyataan itu. 

***

Lihat selengkapnya