Tuhan, Mengapa Harus Alam yang Berbeda

ARYA SIDIQ
Chapter #2

Putri Kagum Pada Ketulusan Cinta Ibu

Pagi itu, tepat pada hari Minggu ketika Putri sedang libur dari kuliahnya, dia duduk termenung di kursi teras depan rumah. Bayangan cerita ibunya semalam masih menghantui pikirannya, dan ini membuat Putri sulit tidur dengan nyenyak. Ia tak henti-hentinya bertanya-tanya seberapa tulus cinta ayahnya, Hasan, yang telah tiada. Selama ini, Putri jarang mendalami cerita masa lalu orang tuanya, dan ia hanya tahu betapa tulusnya cinta ibunya yang rela tidak menikah lagi setelah Hasan wafat dan membesarkan Putri seorang diri, hal itulah yang membuat dia mengagumi ibunya.

Saat itu, Ma Rani datang menghampiri dengan penuh kelembutan. Ia membawa segelas teh hangat untuk Putri. Tatapan ibunya penuh cinta, dan hal itu semakin memperkuat kerinduan Putri untuk mengetahui lebih dalam tentang kisah cinta dan kehidupan orang tuanya.

"Dari mana kisah cinta Mama pertama bermula?" tanya Putri dengan rasa ingin tahu yang membara.

Ma Rani tersenyum lembut. "Cerita cinta Mama dimulai saat Mama masih muda, saat Mama kuliah di sebuah kota yang jauh dari sini."

Putri mendengarkan dengan penuh antusiasme, dia ingin merasakan dan mengerti bagaimana perasaan ibunya dulu.

Lihat selengkapnya