Tuhan! Mengapa Kau Ambil Ayahku Lebih Dulu?

Dear Deen
Chapter #7

Pramuka Menyebalkan

Tiba saatnya hari Jumat, hari ini aku diantar ayah sampai depan gerbang sekolah.

Kami melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasanya, tetapi disela waktu istirahat, ada salah satu siswi kelas kami yang mengingatkan bahwa hari ini kami melaksanakan kegiatan pramuka.

"Teman - teman, ingat ya. Hari ini kita ada kegiatan pramuka." ucap salah satu siswi di kelas.

"Yah, ga jadi pulang cepat dong. Mana rumahku jauh lagi. Aku gak inget kalau hari ini hari Jumat." gumamku.

"Pramuka wajib untuk seluruh siswa kelas 7, kalau enggak ikut bisa dikurangi score point siswa sama guru BK." ucap siswi itu lagi.

"Gakpapa deh ikut saja, semoga pulang nanti masih ada bus atau minta di jemput ayah saja kalau sempat." ucapku dalam hati.

Selesai kegiatan pembelajaran, aku dan temanku pergi ke rumah teman yang kebetulan dekat sekolah untuk menumpang istirahat. Karena, rumahku jaraknya paling jauh diantara yang lainnya. Kamipun rebahan disana dan membuat makanan kemudian makan sambil nonton tv. Setelah sekitar satu jam kemudian, aku dan temanku kembali ke sekolah untuk melaksanakan kegiatan pramuka.

"Baris yang rapi, kita apel dulu. Ayo ketua kelas pimpin doa." ucap kakak DA.

Kakak Dewan Ambalan (DA) adalah kakak - kakak pengampu yang bertugas untuk memberi arahan ke adik kelas dalam kegiatan pramuka. Ya, semacam kakak osis, namun beda tempat dan tugas organisasi.

"Berdiri semua, kita ucapkan Tri Satya dan Dhasadharma dulu setelah itu kakak cek atribut kalian lengkap atau tidak. Yang lengkap, kakak persilahkan untuk duduk. Yang belum lengkap, tetap berdiri. Setelah itu kakak panggil satu persatu untuk absensi." ucap kakak DA.

Kamipun mengucapkan Tri Satya dan Dhasadharma. Setelah itu, mereka berkeliling memeriksa kami satu persatu

"Kamu, kenapa gak pake sabuk?" tanya kakak DA pada salah satu siswa.

"Lupa kak, ketinggalan di rumah tadi he he." siswa itu menjawab sambil meringis kecil.

"Sini, ikut kakak ke depan kelas. Sekarang, kakak hukum kamu!” ucap kakak DA.

“Yah, masa dihukum sih kak, gak mau!” sahut siswa laki - laki itu.

“Suruh siapa gak pake sabuk. Sekarang, pilih satu cewe yang kamu suka dan tembak pake bunga plastik ini.” kakak DA mengambil bunga di dalam vas bunga di atas meja guru.

"Kak, gak mau kak. Jangan gini hukumannya, malu kak." ucap siswa lelaki itu.

"Cepet! kalau gak mau, satu kelas gak boleh pulang. Sampai malam juga gakpapa." jawab kakak DA.

"Aduh … ya udah iya ... iya. Kamu." siswa lelaki itu menunjuk ke arahku. 

"Hah? aku? kenapa harus aku?" tanyaku dengan raut wajah kebingungan.

Cie ... cie ... cie .... satu kelas bersorak meledekku.

"Sini, kamu siapa namanya?" tanya kakak DA.

Lihat selengkapnya