Tuhan! Mengapa Kau Ambil Ayahku Lebih Dulu?

Dear Deen
Chapter #13

Kakekku Di Desa Meninggal

Masih terasa suasana kebahagiaan setelah lebaran beberapa minggu lalu. Sore ini, rasanya masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Ayah pulang kerja, aku pulang sekolah, Tama pulang mengaji, dan ibu pulang arisan. Hari mulai menjelang malam. Tak lama kemudian, ponsel ayah berdering.

DRTTT … DRTTT … DRTTT .…

“Yah, ada telfon tuh. Angkat dulu.” ucap ibu.

“Mana? Oh iya.” ayah bergegas mengambil ponselnya.

“Halo, assalamualaikum.” ucap ayah.

Ayah melakukan percakapan dengan seseorang yang ternyata itu adalah ibu dari ayah (nenekku).

“Inalillahi wainailaihi rajiun, yang bener bu?” ucap ayah.

Sontak kami sekeluarga terkejut mendengar suara ayah yang begitu lantang. Dia tetap melanjutkan percakapan dengan mata yang berkaca - kaca.

“Ayah, ada apa?” tanyaku.

Ayahpun menutup telepon dan memberitahu kami bahwa kakek atau bapak dari ayah meninggal. Dan nenek meminta ayah untuk pergi kesana.

Kakek memang mengidap penyakit asma sejak lama, beliau meminum obat setiap hari. Tubuhnya kurus kering sampai tulang rusuknya beberapa menonjol dan begitu terlihat. Meski begitu, kakek tetap mengonsumsi rokok dan kopi. Apalagi sering begadang dan tidur tidak memakai baju. Mungkin, karena itulah tubuh kakek sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Kakek sempat dilarikan ke rumah sakit dan dirawat disana. Namun, qodarullah memang sudah waktunya kakek untuk berpulang ke rahmatullah.

Ayahpun meminta izin kepada kami untuk pergi ke rumah kakek malam itu juga. Perjalanan biasa ditempuh sekitar 8 sampai 10 jam. Namun, ayah kali ini tidak mengizinkan kami untuk pergi bersamanya.

Lihat selengkapnya