TUHAN, PELUK AKU SESAAT

Mahfrizha Kifani
Chapter #30

BAB 30 - BISA BERTEMU SEBENTAR?

"Ibu ngerasa, dia seperti bukan Rayyan, Zhee," ucap Ibu saat datang berkunjung ke bakery keesokan harinya.


Ibu yang datang bersama Raya, membuatku terdiam. Sebenarnya dugaan kalau Mas Rayyan berubah, bukan hanya dari Ibu dan Raya saja, tapi juga dari Salsa dan Arhan, bahkan juga dari Fahri.


Semua kebiasaan dan bahkan hal-hal kecil yang selalu diingat jelas oleh aku, Ibu dan orang-orang terdengar, banyak yang berbeda jauh.


"Ibu yakin sekali, Rayyan itu selalu suka makan nasi goreng pakai tangan ,tapi kemarin dia menggunakan sendok. Dan saat Ibu tegur, dia malah bilang tertawa sambil bilang mana ada orang makan nasi goreng pakai tangan."


"Raya juga ngerasa gitu, Bu, masa dia lupa sama anakku. Dia juga lupa kamarnya di mana pas baru datang ke rumah Ibu, Mas Rayyan juga gak shalat, pas diingatkan sama Salsa dan Arhan, baru shalat."


Aku semakin dibuat bingung dengan semua cerita tentang Mas Rayyan. Kali ini, hatiku merasa, ada yang tidak beres dengan Mas Rayyan. Percuma rasanya seseorang berubah drastis hanya dalam waktu setahun.


"Dan yang paling Ibu kaget, dia lupa Bapak meninggal kenapa."


"Mas Rayyan nanya sama Ibu soal Bapak?" tanyaku yang langsung dijawab Ibu dengan anggukan kepala.


Ingatanku tertarik ke kejadian saat Ayudia menemuiku di Bakery, menunjukkan foto seorang pria yang sangat mirip dengan Mas Rayyan, dan menceritakan kisah kelam pria itu.


"Kamu mau memamerkan foto kamu bersama suami saya?" tanyaku kala itu.


"Dia Akbar, Mbak, calon suamiku," jawabnya. "Sayangnya, dia sudah meninggalkanku sehari sebelum pernikahan kami."


"Selingkuh?" tanyaku asal. "Jadi karena itu kamu membalasnya dengan merebut suami orang lain?"


Dia menggelengkan kepala.


"Dia meninggalkanku ke dunia yang lain, Mbak."


"Salsa juga menyadarinya, Mbak," ucap Raya membuyarkan ingatanku tentang kejadian itu. "Bukannya Mbak pernah cerita kalau Mas Rayyan suka membacakan dongeng sebelum anak-anak tidur?"


Aku mengangguk cepat.


"Dan malam itu saat Arhan meminta Mas Rayyan mendongeng, Mas Rayyan malah menolak, katanya gak bisa mendongeng."


Aku kembali terdiam. Ada apa sebenarnya dengan Mas Rayyan hingga membuatnya berubah drastis seperti itu. Untukku memang tidak berdampak apa pun, tapi untuk anak-anak dan keluarganya, pasti cukup menyedihkan. Seolah mereka kehilangan sosok seseorang yang mereka rindukan.

Lihat selengkapnya