Aku memandangi kedua buah hatiku yang baru saja selesai menyantap makan malam. Sudah tiga hari aku berada di rumah sakit. Tubuhku yang masih lemah, membuatku memutuskan tetap di sini sampai benar-benar pulih.
Salsa dan Arhan yang tidak ingin jauh dariku, membuatku menyetujui keduanya makan dibatas tempat tidur. Tampak Fahri begitu telaten membantu keduanya. Aku cukup terbantu karenanya.
"Nah, sudah selesai, ayo turun biar Ammanya bisa tidur," ucap Fahri yang membuat keduanya menatapku enggan.
Aku paham, mereka tidak akan bisa tidur tanpaku.
Kuarahkan sorot mataku ke Fahri, menggelengkan kepala yang berhasil dimengerti olehnya. Fahri menghela napas pelan, lantas membereskan piring makan bekas kedua anakku.
"Mas," panggilku saat dia baru saja ke luar dari kamar mandi.
"Kenapa, Zhee, kamu butuh sesuatu?"
"Aku butuh waktu sama kedua anakku," ucapku yang membuat Fahri terdiam. "Aku harus kasih tau mereka kenyataan yang sebenarnya, Mas."
"Tapi mereka masih terlalu kecil, Zhee."
"Akan lebih baik sejak awal mereka tahu, agar ke depannya hal-hal yang gak diinginkan gak akan terjadi." Fahri terlihat menatap ke kedua buah hatiku yang memandanginya teduh. "Mas sudah sejak awal belum pulang kan? Pulang pun cuma buat ambil pakaian, jadi malam ini pulanglah, Mas, istirahat. Aku akan menjaga mereka."
"Kamu masih sakit, Zhee."
"Aku sudah lebih baik, Mas," jawabku. "Saat ini yang sakit hatiku, bukan badanku. Pulanglah."
Fahri kembali menarik napas dalam-dalam, lantas menghembuskannya perlahan. Aku hanya tersenyum saat menyadari sorot matanya, kembali beradu denganku.
"Baiklah, kalau ada apa-apa, kabarin aku."
Aku hanya mengangguk, melihatnya bersiap pergi lantas memastikan dia sudah ke luar dari kamar. Kini, aku pandangi Salsa dan Arhan yang tampak asyik bermain satu sama lain dengan mobil-mobilan dsn boneka barbie milik Salsa.
"Boleh Amma cerita?" tanyaku yang berhasil menarik perhatian mereka, kepadamu.
"Amma mau cerita apa?" tanya Salsa dengan suaranya yang menggemaskan.