Katakanlah aku ini seorang pengkhianat, Sayang
Seribu sumpah pun aku tak akan mengalah
Jika Tuhan tak membawamu kembali padaku,
Maka jangan harap aku kembali bersujud padaNya
Lagi.
Kapanpun, tak akan.
Rumah kita masih penuh dengan hilir mudik manusia-manusia yang katanya peduli padaku dan anak-anak kita, Sayang. Mereka bilang aku harus bersabar dan bertabah karena kau pergi lebih dulu. Mereka bilang anak-anak kita adalah anak-anak sial yang harus menderita karena harus kehilangan ibunya di umur yang masih belia dan baru lahir ke dunia. Aku tak banyak menjawabi omong kosong mereka. Mereka selalu membandingkan perasaanku dengan apa yang mereka rasakan di waktu sebelumnya ketika mereka juga dilanda badai kematian seperti ini. Tapi apakah mereka tahu jika kepergianmu tak bisa aku sabari dan tabahi semudah itu?