Aku sudah datang, Sayang.
Hari ini aku datang sesuai dengan janjiku untuk membawakanmu bunga melati yang aku ambil dari deretan di taman rumah kita untuk aku tanam di rumah barumu. Karena hari ini aku juga ingin membangunkanmu taman kecil yang penuh tanaman-tanaman favoritmu di hamparan tanah tempat kamu tenggelam bersama senyum manis dan manik penuh deru ombak lautan itu.
Malaikat cantik kita hari ini juga ikut serta berkunjung. Hari ini ia aku tugaskan untuk menggendong skop kecil yang akan aku gunakan untuk membuat tempat agar bunga melati ini bisa tumbuh subur di atasmu. Sehingga kamu bisa menyium aroma manisnya yang begitu kamu suka. Barangkali dengan aroma manis itu kamu tak merasa sendirian lagi, pun aku harap kamu bisa merekah menjadi salah satu kelopaknya, atau salah satu daunnya, ataupun tangkainya. Apapun itu yang kamu pilih, aku akan menyukainya.
“Ayah, tunggu aku.” Teriak putrimu yang berlari di belakangku karena ia tertinggal cukup jauh dan aku harus berhenti sejenak agar dirinya bisa menggapai jarak di antara kami.