Sore yang tenang, Mereka berdua menikmati suasana sore yang cerah, angin sepoi-sepoi berhembus pelan, membelai rambut mereka. Di tangan Sekar, seperti biasa, tergenggam sebatang bunga tulip berwarna pink. Sejak mereka bertemu, Langit selalu melihat Sekar membawa bunga ini, namun ia belum pernah benar-benar bertanya kenapa. Kali ini, rasa penasaran itu semakin kuat, dan Langit memutuskan untuk mencari tahu.
"Kenapa kamu selalu bawa bunga tulip, Sekar?" tanya Langit tiba-tiba, memecah keheningan di antara mereka.
Sekar menoleh ke arah Langit dan tersenyum lembut, sambil membelai kelopak bunga tulip yang ada di tangannya. "Kamu penasaran, ya?" tanyanya balik dengan nada bercanda.
Langit hanya mengangguk. Dia tidak tahu apa yang membuatnya begitu ingin tahu tentang bunga itu. Mungkin karena dia selalu melihat bunga tersebut di tangan Sekar, dan semakin lama, rasa ingin tahunya semakin besar.
Sekar menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bercerita, "Tulip ini bukan sekadar bunga biasa bagiku, Langit. Ada alasan kenapa aku selalu membawanya. Warna pink pada bunga tulip ini memiliki arti yang sangat spesial."
Langit menatap Sekar dengan penuh perhatian, menunggu penjelasan lebih lanjut. Sekar melanjutkan, "Warna pink sering dikaitkan dengan cinta dan kasih sayang, tapi bukan hanya itu. Pink juga melambangkan kelembutan, kehangatan, dan kebahagiaan. Bagi aku, tulip pink ini adalah simbol dari perasaan yang lembut dan penghargaan. Setiap kali aku melihat bunga ini, aku merasa seperti ada sesuatu yang mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan bahagia, meskipun dalam situasi yang sulit."
Langit terdiam sejenak, merenungi kata-kata Sekar. Dia tidak pernah berpikir bahwa bunga sederhana seperti tulip bisa memiliki makna yang begitu dalam. "Tapi kenapa tulip? Kenapa bukan bunga lain?" tanyanya, masih penasaran.
Sekar tersenyum kecil, seolah mengerti apa yang ada di pikiran Langit. "Ada cerita di baliknya, Langit. Waktu kecil, aku pernah membaca buku cerita tentang seorang gadis yang selalu merasa kesepian. Suatu hari, dia menemukan kebun bunga tulip yang penuh dengan warna pink. Saat dia melihat bunga-bunga itu, hatinya menjadi tenang, dan dia merasa tidak lagi sendirian. Sejak saat itu, dia selalu membawa bunga tulip pink ke mana pun dia pergi, sebagai pengingat bahwa dia tidak pernah benar-benar sendirian. Cerita itu sangat menyentuhku, dan sejak saat itu, aku jatuh cinta dengan bunga tulip, terutama yang berwarna pink."