Tujuh Hari Untuk Sekar

Baggas Prakhaza
Chapter #56

Tawaran di Kedai Kopi

Langit dan Freya duduk di kedai kopi Harapan, tempat yang menjadi saksi bisu dari banyak momen penting dalam perjalanan mereka. Suasana sore itu penuh dengan kehangatan, dengan aroma kopi yang menyebar di udara dan lampu-lampu lembut yang memberikan nuansa nyaman. Mereka menikmati suasana yang tenang, berbincang-bincang tentang berbagai hal seiring dengan menikmati secangkir kopi hangat masing-masing.

Langit, yang biasanya tenang dan penuh perhitungan, tampak sedikit gelisah kali ini. Dia menyandarkan cangkir kopinya ke meja dan menatap Freya dengan tatapan serius. Freya, yang tengah sibuk menikmati kopinya, merasakan perubahan pada Langit dan menatapnya dengan penasaran.

"Freya," Langit mulai dengan nada serius, "aku ingin mengatakan sesuatu yang penting."

Freya meletakkan cangkir kopinya dan menatap Langit dengan penuh perhatian. "Apa itu, Langit? Kamu terlihat serius sekali."

Langit menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan kata-kata yang tepat. "Kamu tahu betapa banyak yang telah kita lalui bersama. Kamu selalu ada di sampingku sejak aku mengalami masa-masa sulit dan hancur. Kamu juga selalu mendukungku dan memberiku kekuatan untuk bangkit kembali. Aku sangat menghargai semua yang telah kamu lakukan untukku."

Freya terdiam, merasakan kegembiraan dan ketegangan bercampur aduk di dalam dirinya. Dia merasa hatinya berdebar-debar, menyadari bahwa apa yang akan dikatakan Langit adalah sesuatu yang sangat penting.

Lihat selengkapnya