Tujuh Hari Untuk Sekar

Baggas Prakhaza
Chapter #59

Hari Pernikahan Langit dan Freya

Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Langit dan Freya bersiap untuk momen yang penuh makna dan emosional dalam hidup mereka—pernikahan mereka. Suasana pagi itu begitu cerah, seolah alam ikut merayakan kebahagiaan mereka. Langit mengenakan jas pengantin putih yang elegan, dipadukan dengan dasi yang serasi. Setiap detail jasnya dipilih dengan hati-hati, menonjolkan keanggunan dan keseriusan hari itu. Freya, di sisi lain, mengenakan gaun pengantin putih yang indah, dirancang dengan desain yang memancarkan keanggunan dan keindahan. Gaun itu membungkus tubuhnya dengan lembut, menambah pesona dan keindahannya di hari istimewa ini.

Para tamu mulai berdatangan, mengisi ruangan dengan suasana penuh semangat dan harapan. Bunga-bunga segar dan dekorasi yang anggun menghiasi tempat pernikahan, menciptakan latar yang sempurna untuk hari bahagia ini. Langit berdiri di depan altar, dengan wajah yang penuh kebanggaan dan kebahagiaan. Dia menyambut setiap tamu dengan senyum yang cerah, tetapi mata dan pikirannya terus tertuju pada Freya yang sedang bersiap untuk memasuki ruangan.

Saat pintu utama dibuka, freya melangkah masuk dengan penuh keanggunan, disertai oleh ayahnya yang bangga. Langit tidak bisa menahan air mata melihat Freya yang begitu menawan dalam gaun pengantin putihnya. Setiap langkah Freya menambah keindahan momen itu, dan Langit merasa seolah waktu melambat saat dia melihat Freya mendekat. Hatinya bergetar dengan campuran perasaan bahagia dan haru, merasakan momen yang sangat berharga ini.

Freya berjalan perlahan ke arah altar, dikelilingi oleh sinar matahari yang masuk melalui jendela besar di ruangan itu. Langit tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Freya, matanya berkilau dengan air mata kebahagiaan. Langit menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan lembut, mencoba untuk tetap tenang dan fokus pada momen yang sangat penting ini.

Ketika Freya sampai di altar, ayahnya dengan lembut menyerahkan tangannya kepada Langit, memberikan restu terakhir sebelum meninggalkan mereka berdua untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Langit menggenggam tangan Freya dengan penuh cinta dan pengertian, merasakan betapa istimewa dan berartinya momen ini bagi mereka berdua.

Namun, dalam kerumunan tamu dan keindahan pernikahan, Langit merasakan kehadiran yang sangat istimewa di sudut kanan belakang ruangan. Di sana, di antara kerumunan, dia melihat sosok yang sangat dikenal. Sekar, dengan senyum bahagia dan penuh cinta, tampak berdiri di sana seolah-olah hadir untuk merayakan hari itu bersama mereka.

Lihat selengkapnya