Tujuh Pengakuan

Tazkia Irsyad
Chapter #3

Pengakuan 2: Rangga

Aku … kayaknya aku pembunuhnya. 

Sebentar, tanganku gak bisa berhenti gemetar. Maaf kalau tulisannya gak terbaca. 

Aku takut, aku takut. Jan, gimana ini? Aku, sepertinya aku yang membunuh Guru. Aku gak berani ke kamar mandi buat lihat badannya. 

Apa kalian bakal melaporkan aku? Aku gak mau, aku takut, aku yakin aku gak sengaja, tolong baca dulu sampai akhir. Aku benar-benar enggak sengaja. 

Tolong bantu aku, Jan. Kamu bilang akan berusaha membantu apapun masalahnya, tolong bantu aku sekarang. Aku gak mau dihukum gara-gara hal yang sama sekali enggak niat kulakukan. 

Setelah membaca tulisan Haekal, aku baru menyadarinya. Betulan. Aku gak bohong. Aku benar-benar baru sadar sama apa yang sudah kulakukan habis baca punya Haekal. Aku beneran gak sengaja. 

Oh iya, Jan suruh tulis nama. Ini Rangga. Tapi tolong jangan langsung menuduh macam-macam, aku bersumpah kalau aku gak sengaja melakukannya. 

Semuanya persis seperti yang Haekal tulis. Guru menyuruhku membuat kopi saat itu, aku menyeduhnya seperti biasa. Tapi gula di toples yang ada di konter habis, makanya aku cari di dalam lemari. 

Terus aku lihat ada toples gula lain di dalem lemari, terhalang sama bahan-bahan makanan lain, kayak sengaja disembunyikan. Tapi Guru marah-marah, gak sabar soalnya aku kelamaan buat kopi. Makanya aku langsung ambil toples itu, gak curiga sama sekali. 

Lihat selengkapnya