Dear All,
Ini Jan lagi. Sebelumnya saya mau minta maaf karena ternyata kata-kata saya membuat kalian salah paham. Saya enggak berniat untuk menuduh dan menghukum siapapun, jadi tidak perlu takut. Maaf kalau kalimat saya sebelumnya terkesan menghakimi siapapun yang mengakhiri hidup Guru.
Apa kalian sempat berpikir bahwa saya akan menyalahkan pembunuh Guru? Oh, please, berapa lama sih kita saling mengenal? Kalian tidak perlu takut, saya akan selalu berada di pihak kalian.
Maksud saya memulai jurnal ini itu hanya untuk mengumpulkan potongan-potongan cerita supaya keseluruhannya menjadi jelas. Dengan begitu, saya akan tahu harus melakukan apa untuk membantu situasi kita saat ini. Justru saya ingin berterima kasih atas kejujuran kalian, berkat itu kini saya semakin yakin hal apa saja yang harus kita kerjakan selanjutnya.
Saya juga turut berduka dengan kabar mengenai Leila dan Ayu. Meski saya sudah mengetahuinya lebih dulu dari Kemal dan Angga, tetapi tetap saja menyakitkan ketika membacanya.
Maaf karena saya ikut menyembunyikan fakta bahwa Guru telah membunuh mereka. Saya terutama tidak ingin Intan mengetahuinya secepat ini. Saya tak bisa membayangkan duka yang akan melanda Intan dengan hatinya yang sudah sangat rapuh itu. Karena mau bagaimana pun, tujuan saya hidup adalah untuk melindungi Intan dan juga kalian, meski dari sekadar patah hati sekalipun.
Karena kesalahpahaman itu sudah coba saya luruskan, mari kita lanjut dengan respons saya terhadap tulisan kalian. Saya punya beberapa permintaan untuk masing-masing dari kalian.