Blurb
Sri Darni sudah tujuh tahun hidup dalam sunyi yang sama. Sejak kepergian suaminya, rumah sederhana itu dipenuhi pertengkaran kecil, kata-kata yang menusuk, dan jarak yang makin sulit dijembatani. Ia berusaha bertahan, tapi setiap pagi hanya mengingatkannya bahwa hidup tak pernah kembali seperti dulu.
Alana, si sulung, tumbuh dengan getir. Kata-katanya dingin, tatapannya tajam—seolah ingin menghukum ibunya karena semua kehilangan. Dinda, anak kedua, keras kepala dan penuh amarah, namun diam-diam hanya ingin melindungi keluarga yang terus retak. Dan Elvano, si bungsu, terlalu lembut untuk dunia yang kerap menertawakannya, tapi dalam kelembutannya ia menyimpan impian yang tak berani ia ucapkan lantang.
Hari-hari mereka berjalan dengan luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Surat yang tak terkirim, gambar wajah yang tak lengkap, serta rahasia yang tak pernah dibicarakan menjadi beban yang menahan langkah mereka.
"Tujuh Tahun Tanpa Nama" adalah kisah tentang keluarga yang terpecah oleh kehilangan, tentang cinta yang terbungkus dalam diam, dan tentang upaya menemukan kembali kehangatan di balik dinding rumah yang mulai retak.