TUK-TUK

Oleh: Herman Trisuhandi

Blurb

Sejak kecil May selalu ingin diajak sang ibu pergi ke Bukit Merang guna memanen bunga kamboja merah. Kesempatan itu akhirnya tiba sesuai yang dijanjikan bahwa ia akan diajak serta saat usianya menginjak dua belas tahun.

Setiap sebulan sekali, Ling sang ibu pergi mendaki Bukit Merang di tenggara Bumijawa melintasi perjalanan dua jam berjalan kaki. Bagi perempuan keturunan Tionghoa yang dibesarkan dalam keluarga relijius, Ling musti memetik bunga yang merupakan simbol keluarganya di tempat yang ia anggap sakral demi menjaga kesakralan upacara sembahyang leluhur.

Di tengah perjalanan, May dan Ling, bertemu dengan Limah, perempuan berbedak beras kencur yang banyak bicara serta Dul, si pengendara jukung yang menjalani hidup dengan rasa putus asa.

Hingga akhirnya, May musti berhadapan dengan lapis demi lapis rahasia hidup Ling yang sejauh ini ia sangkal. Kegalauan muncul di hati May, tetap menyangkal atau menerima kebenarannya agar dapat hidup dengan damai.

Lihat selengkapnya