1 Juli 2020
Apa lagi hal yang lebih buruk daripada kedatangan atasan baru yang justru malah jadi beban di saat jumlah pekerjaan makin menumpuk di pertengahan tahun?
Sesungguhnya atasan baru kami akan bisa jadi juru selamat atau Messiah jika saja kedatangannya tidak di saat seperti ini. Tidak di pertengahan tahun. Tidak di waktu konsentrasi orang setipis helai rambut terbelah tujuh yang bisa mengarahkan seseorang ke surga atau ke neraka, tergantung kapasitas kesabaran yang ia miliki ketika kelimpahan pekerjaan yang datang bak air banjir meluap-luap.
Aku yakin ini adalah keputusan yang bisa Pak Rovindang pikirkan di kondisi kami yang kewalahan dengan permintaan dari atas hingga desakan dari bawah agar segera merampungkan dokumen strategi yang akan menjadi pedoman perusahaan dalam melakukan transformasi digital perusahaan.
Tentunya permintaan ini muncul seiring dengan pergantian jajaran komisaris serta direktur terbaru yang diumumkan minggu lalu. Sesuai perkiraanku di awal, Pak Alesandro tidak bisa bertahan lama. Pekerjaan tolol yang kami lakukan di awal tahun berakhir sia-sia saja, menyisakan misteri di balik penyakitnya Mas Rifan yang belum terkuak hingga sekarang. Sungguh pengorbanan yang tidak ada gunanya.
Dari desas-desus yang kudengar, jajaran komisaris serta direksi terbaru ini memang orang-orang yang sangat memahami bidang pekerjaannya dengan sangat baik. Dengan transformasi yang sedang kami jalani, tentu ini membawa angin segar tersendiri. Tetapi berita burung hanya akan tetap menjadi berita burung selagi mereka belum melakukan remedial terhadap dokumen yang tengah kami susun.
Rentang waktu pekerjaan kami untuk menyelesaikan dokumen strategi perusahaan dimulai sejak April hingga pertengahan tahun. Selalu begitu siklusnya dari tahun ke tahun, sejak Pak Rovindang menjabat hingga aku dipekerjakan di sini.
Ini artinya komisaris akan mempelajari serta melakukan penelaahan terlebih dulu agar bisa mencocokkan dengan skenario yang diinginkan oleh investor terhadap Telcacell. Bisa jadi perombakannya besar-besaran, bisa jadi hanya kesalahan minor saja yang menjadi catatan. Apa pun itu, jelas komentar para jajaran komisaris sangat berpengaruh terhadap kami ke depannya.
Tentu saja mengasuh atasan yang menggantikan Pak Ahmad bukan lagi sesuatu yang bisa kami lakukan. Terutama aku tidak sudi harus terus menerus menerangkan sesuatu agar ia bisa segera melakukan pekerjaannya sebagai pemangku jabatan sementara. Bukankah itu tugas utama Pak Rovindang? Untuk apa ia merekrut orang baru jika tidak memberi pengarahan sama sekali?
Kasak-kusuk di grup tentunya menjadi sumber informasi paling diandalkan anggota departemen kami untuk mengetahui sosok calon atasan kami yang kelak akan menggantikan peran sementara Mas Santan. Tentu saja hanya ada satu orang saja yang bisa memberikan informasi tanpa tambahan bumbu apa pun: Javi Alan Ramondo, si anak bontot kesayangan direktur.
Santana Kartika
Jadinya gimana, Jav? Udah ketahuan siapa yang gantiin Pak Ahmad?
Javi Alan Ramondo
Besok dimasukin ke grup sama Pak Rovindang
Hudea Asipattra
Bukan grup sini kan, wk
Javi Alan Ramondo
Atasan barunya cewek, dulunya kerja jadi account manager
Hudea Asipattra
Harusnya doi ngerti ranah kerjaan kita lah
Santana Kartika
Belum tentu. Kemungkinan dia hanya ngerti
cara bikin strategi bisnis di ranahnya, bukan strategi perusahaan
Javi Alan Ramondo
Bukannya sama aja, Mas? Kita bukannya ngarahin bisnis juga?
Santana Kartika
Beda dong. Konteksnya mereka lebih ke arah customer.
Mereka striker. Kita juga melayani customer, tapi lebih kayak posisi bek
Hudea Asipattra
Wah kalau cewek bakal susah
Santana Kartika
Susah gimana, Hud?