Tukang Kipas Naik Naga Indosiar

Rury R&B
Chapter #29

Dijual: Seblak Veronika!

23 Juli 2020 

Forwarded by Santana Kartika from Yang Maha Kuasa 

Saya pokoknya enggak mau tahu, kalau sampai ada liaison

officer yang enggak becus kerjanya, BAKAL SAYA CORET NAMANYA 

DARI DAFTAR MUNAS BULAN DEPAN! 

 

Santana Kartika 

Vero… nanti untuk rapat akbar nasional lo bisa handle NIT, kan?  

Pastikan juga hanya peserta dalam undangan yang hadir, jangan sampai 

bocor kayak rapat akbar awal tahun

 

Wahai Go Blog, berapa kali pun gue baca pesan itu, yang ada hanya keheranan bercampur kegusaran yang tak pernah gue rasakan sebelumnya.  Gue masih belum membalas pesan Mas Santan sama sekali, saking banyak sekali pertanyaan berseliweran di kepala gue: 

1)    Apa maksud Mas Santan meneruskan pesan dari si Naga ke gue?

2)    Apa pula yang dimaksud dengan munas bulan depan?  

3)    Siapa lagi yang dikirim pesan mengancam model ini selain gue?

4)    Kenapa  malah gue yang diancam??  Maksudnya apa, hah?? 

5)    Kenapa pula dia menggunakan anak buahnya meneruskan pesan itu ke gue, atau ke yang lain?  Mana kejantanannya!  Jangan-jangan kemaluannya begitu memalukan hingga nyalinya sebatas meminta anak buah meneruskan pesan ke kacung kampret seperti gue?!

Lama-lama gue benar-benar mengajukan pengunduran diri jadi karyawan saja, deh!  Astaga, maunya apa lagi, sih?  Gue sadar bahwa hasil pekerjaan apa pun yang gue berikan padanya tidak akan pernah mendapatkan pujian, tapi memangnya sesusah apa pura-pura tidak melihat dan menganggap gue tidak ada? 

Sambil duduk di kasur, gue menyilangkan kedua tangan di dada, berusaha memikirkan apa yang membuat Mas Santan meneruskan pesan ini ke gue.  Apa karena gue membuat kesalahan dalam pekerjaan?  

Selama Mas Rifan tidak ada, Mas Santan yang kemudian beralih menjadi partner kerja gue. Sesekali Mas Santan akan mengecek hasil pekerjaan gue dan memberikan sedikit komentar untuk perbaikan; itu pun porsi yang berkaitan dengan NIT tetap gue yang pegang sepenuhnya.  Artinya, dia pun sebetulnya memercayakan posisi sebagai pengganti Mas Rifan tanpa banyak bacot. 

Lalu kenapa pula malah si Naga bertingkah macam bocah rewel begini?  Apa jangan-jangan dia sedang mengalami fase pramenstruasi?  Astaga, jadi dia benar-benar akan buka bisnis baru di Taman Lawang, seperti halusinasi gue sebelumnya? Siapa yang menyangka?

Hmm… apakah berarti liaison officer sebelumnya membuat ulah di rapat akbar beberapa waktu silam?  Mengingat gue dan Mbak Indita mendapat mandat mengerjakan tugas transformasi digital sialan itu, gue sama sekali tidak menyimak apa pun terkait dengan rapat akbar nasional yang sedang disingkat Rabarnas.  Lagi pula tidak semua bisa sembarangan ikut Rabarnas.   

Rabarnas sendiri merupakan acara tahunan yang selalu diadakan tiga kali dalam setahun dalam rangka mendiskusikan pencapaian masing-masing departemen Telcacell, termasuk anak perusahaannya, serta membuat penyusunan strategi jangka pendek agar sebelum periode Rabarnas berikutnya bisa segera ada perbaikan.  Setahu gue, Rabarnas diadakan setiap bulan Februari, Juli, serta November.  

Selama ini Mas Rifan yang bertugas sebagai liaison officer untuk NIT dan belum pernah menugaskan apa pun ke gue selama bertugas.  Bukan berarti Mas Rifan menganggap gue tidak becus; dia baru memberi tugas ke gue kalau tenggat waktunya mepet atau memerlukan kepala lain agar bisa menuntaskan instruksi.  Mengingat sekarang tugas ini menjadi tanggung jawab gue, jelas saja sejak kemarin gue berkoordinasi dengan NIT sesuai dengan yang biasa dilakukan oleh Mas Rifan.  

Gudetama macam gue juga tidak selalu lumer tak bertulang seperti telur.  Tampang ogah-ogahan begini pun tahu bentuk kewajiban yang harus gue laksanakan.  Lalu kenapa pula pakai acara mengancam segala, padahal gue belum melakukan kesalahan apa pun?  Setidaknya kalau memang gue melakukan kesalahan, pastinya Mas Santan akan memberi informasi terlebih dulu pada gue. 

Lihat selengkapnya