Raisa Yunita harus berjuang sendiri sejak Ibunya meninggal 3 tahun yang lalu, saat itu dia baru saja lulus sekolah. Sementara Ayahnya menikah lagi satu tahun kemudian. Raisa tinggal sendiri di kontrakan kecil, dia bekerja serabutan demi biaya kuliahnya. Saat pulang dari rumah ayahnya, Raisa diberikan info iklan lowongan kerja oleh ibu tirinya, Raisa mengerti mungkin ibu tirinya tidak suka kalau Raisa selalu pergi meminta uang kepada ayahnya, meskipun itu tidak sering. Dengan semangat yang tinggi Raisa pergi ke alamat tersebut, tempat yang tidak jauh dari alamat kos nya, dengan membawa surat lamaran kerja.
Alamat yang tertulis bukanlah sebuah kantor besar yang mewah, melainkan seperti rumah tua yang sudah lama tidak terawat. Raisa mendekat ke arah pintu pagar, “Apa benar ini alamatnya?” Batin Raisa. Pintu pagar sedikit terbuka, Raisa masuk dengan perlahan, sesekali melihat nomer rumah, benar tidak ada yang salah, akan tetapi suasana nya begitu sepi dan lenggang.
Raisa terus masuk mendekat ke halaman rumah tua tersebut, mulai terdengar suara orang cekikian, belum juga apa-apa Raisa sudah merinding duluan. Rumah itu lumayan besar, tidak berlantai. Halaman nya sangat luas, akan tetapi hanya di penuhi tumbuhan dan rumput liar. Pandangan Raisa tertuju pada sesuatu di ujung rumah tersebut, Raisa memperhatikan dengan seksama, Kuburan ! Ya Tuhan kenapa ada kuburan disana, Raisa merasa di tipu oleh iklan ini, entah siapa yang iseng. Raisa berbalik dan ingin pergi, sayangnya kakinya terjerat rumput liar dan Raisa terjatuh, keningnya menghantam gundukan batu, Raisa segera bangun dengan menggosok keningnya, dia merasa sangat sial hari itua, dia segera pergi dari tempat aneh itu, tetapi sebelum kakinya melangkah jauh ada seseorang yang berkata.
“Ayo masuk!”
Raisa kaget dan berbalik secara perlahan, ada seorang ibu paruh baya yang wajahnya sangat seram, kaku dan tanpa tertawa. Raisa menggumam dalam hati nya “ Dia manusia apa bukan ya,”
“Ayo masuk, mau wawancara kerja kan?”
“I,,, i,,iya, kok Ibu tahu?” tanya Raisa.
“Kau membawa surat itu ditanganmu, dan itu dari sini.”
“Eh iya, saya mendapatkan nya dari ibu saya.”
“Bagus, ayo masuk.”
Raisa masuk ke dalam rumah dengan takut-takut. Setelah di dalam rumah suasana berbeda, di dalam rumah memang mirip kantor, meskipun tidak banyak orang bekerja di dalam, akan tetapi meja kerja, karyawan dan alat kantor lainnya juga ada. Raisa ikut Ibu paruh tersebut masuk ke ruangan nya.
“Silahkan duduk”
Raisa duduk dengan suasana hati yang tidak karuan, benar-benar orang ini suka dengan suasana horor.
“Silahkan!” Mata wanita itu makin tajam saja, Raisa berharap ini mimpi.
“Nama saya Raisa, saya mendapatkan informasi kerja ini di sebuah iklan, ini cv saya,”
Ibu itu terus menatap Raisa dengan tajam, tanpa membuka cv Raisa, Ibu itu mengambil beberapa tumpukan majalah.
“Kamu tahu majalah itu” Wanita menunjukan majalah yang memang akhir-akhir ini sering dijadikan bahan perbincangan di kampus, majalah “Dunia Ghaib”
“Iya”
“Ini adalah produksi kita setiap bulan, dan isinya memang seputar Dunia Ghaib, kantor kita mempunyai surat dari pembaca, pembaca yang akan meminta kita untuk mengulas apa di edisi berikutnya, apapun permintaan pembaca kita harus tulis, dan yang pasti kita akan melakukan riset, jadi isi dari tulisan majalah tersebut tidak mengada-ada, kita akan mencantumkan narasumber ataupun bukti-bukti yang ada,”
“Iya Bu.” Raisa menganguk.
“Saya memerlukan orang yang pemberani, kamu tidak perlu berpakaian sepeti itu disini, bebas aja, untuk suasana kantor memang kami set sedemikian rupa agar penulis selalu mendapat inspirasi setiap harinya, ada yang di tanyakan?”
Raisa akhirnya lega, jadi beberapa kuburan yang dia lihat hanyalah pura-pura belaka. Agar suasana kantor ini lebih seram.
“Tidak ada Bu”