Tumbal Pesan Berantai

Handi Yawan
Chapter #3

Saved by the bell

Winda terlihat bingung dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia tidak habis pikir kalau selama ini Mardin yang telah membunuh Esti.

Dan pesan-pesan berantai itu hanya taktik Mardin agar dia bisa mendapatkan tumbal-tumbal. Apa yang telah diperbuat Mardin?

Pada saat itu seorang pria berperawakan bantet dengan bulu-bulu jambang memenuhi wajah dan nyaris bersambung dengan kumis lebat sedang berdiri menatap Winda.

Pria itu mengenakan pakain serba hitam, dan berusaha mengajak Winda bicara.

“Tenanglah, Kau sudah aman," kata laki-laki berpakaian serba hitam itu. Kebiasaan pria ini ketika berdiri merentangkan kedua kakinya lebih lebar dari yang umum orang lain lakukan.

Tapi Winda tidak menghiraukan orang itu. Sementara di belakang, tampak keramaian lalu lintas!

Sepertinya sebuah kecelakaan baru saja terjadi? Pikir Winda sejenak mengamati suasana di sekitarnya.

Langit masih gelap, tetapi di ufuk mulai tampak cahaya.

Winda mendapatkan dirinya berdiri di tengah jalan yang telah ramai.

Padahal yang terakhir Ia ingat berada di dalam mobil Mardin?

Tempat ini sekarang telah dipenuhi orang-orang yang berdiri di belakang garis polisi. Dan mobil Mardin masih terparkir di tempatnya semula.

Winda melihat ada tiga buah sedan polisi dan sebuah stasion wagon patroli polisi telah berada di belokan ini! Ada pula beberapa orang berseragam polisi berlalu-lalang.

Lampu strobo yang terletak di atas kap mobil patroli tetap menyala. Kelap-kelip cahayanya yang berwana merah dan biru dilihat sekejap saja sudah menyilaukan mata, sehingga Winda mengarahkan pandangannya ke tempat lain.

Winda berpikir keras mengingat-ingat bagaimana sekarang bisa dalam keadaan seperti ini?

Di waktu fajar ini udara terasa masih terlalu dingin, sehingga Ia merapatkan mantel yang dipakai dan memeluk dada biar badan merasa hangat.

Beruntung Gadis jangkung ini masih mengenakan sepatu yang bertali, jadi pasangan itu masih berada di tempatnya.

Tiba-tiba, sontak dia bergidik ketika ingat bagaimana ada sosok menakutkan tepat berada di depan batang hidungnya yang bangir. Itu kun- ... Ih, menyebut namanya saja Winda tidak sanggup!

Mati aku! jerit Winda dalam hati. Sekarang dia telah ingat semuanya. 

Barulah gadis itu tengok ke kanan-kiri, ke atas-bawah... bahkan bergerak memutar, takut makhluk itu masih ada di sana!

Entah apa yang akan dilakukan makhluk yang menakutkan itu terhadapnya? Gumam gadis cantik ini tidak habis pikir. Karena untuk selanjutnya dia tidak ingat apa-apa lagi alias jatuh pingsan.

Sekarang Winda teringat nasib orang yang membawanya ke tempat ini. 

Winda menjerit dan meneriakan sebuah. nama, "Mardin" Lalu bergegas pergi ke tempat Mardi terakhir kali dia lihat berada di pohon itu.

Ternyata Mardin sudah tidak ada!? Dia sudah tidak ada tergantung di batang pohon ini, atau di bawah pohon manapun?

Kemana Mardin? Pikir Winda yang cemas luar biasa. Apakah dia sudah mati!?

Bergegas Winda temui seorang Polisi. "Pak, Bapak tahu teman saya sekarang ada di mana ...?”

Tetapi Pak Polisi lewat begitu saja dan tidak menghiraukan kepanikannya.

"Eh, sialan," sungut Winda. Kulitnya yang kuning langsat menampakkan rona merah di wajahnya yang tengah kalut. 

Walaupun kecewa, dia susul polisi tadi lalu mencegatnya. Tetapi polisi itu berlalu begitu saja menembus tubuh Winda dan seolah-olah tidak ada Winda berdiri di depannya.

Winda bertambah bingung. Lebih-lebih ketika dia mendengar suara berisik yang lain semakin kencang.

Apakah Aku sudah mati? keluh Winda.

Tetapi perhatiannya teralihkan ketika dia mendengar sebuah suara lembut; "Sudah ... sadarlah. Kamu sudah aman." 

Tiba-tiba pula Winda ingat kepada si brewok tadi yang mengenakan iket. Rupanya orang yang berpakaian adat badui ini masih berada di sini.

Kali ini suara orang itu mampu membuat Winda memandangnya lebih teliti.

Orang itu termasuk pendek, bahkan ubun-ubunnya lebih tinggi telinga Winda. Tetapi dia memiliki raut muka yang tenang. Kulitnya agak gelap tetapi bersih. Kedua bola matanya belo dan bila bicara mulutnya terbuka lebar sehingga menampakkan barisan gigi yang utuh dan putih bersih.

Selain itu penampilannya semakin menonjol karena pada jari telunjuk dan jari manisnya tersemat cincin dengan batu akik yang besar-besar. 

Lihat selengkapnya