"Kenapa kamu menemui dua orang itu lagi? Sudah kubilang, kalau mereka itu hanya akan menguras harta kita saja, Sumi!" bentak Agus dengan kesal sembari memukul setir mobil sebagai pelampiasan kekesalannya.
Sumi menundukkan kepalanya sambil terisak.
"Aku ... tadi kerasukan lagi, Mas. Dan ... Husain memanggil mereka," jawab Sumi pelan.
Agus mengepalkan telapak tangan kirinya. "Besok aku bawa kamu ke orang pintar lagi. Sudah kubilang, kalau dirukiyah itu hanya akan menambah penyakitmu itu semakin parah."
Sumi mengangkat wajahnya dan menatap sang Suami. "Aku nggak mau, Mas. Aku lebih baik seperti ini daripada harus datang kembali pada orang pintar. Itu dosa besar, Mas. Ibadah salat kita tidak akan diterima selama empat puluh hari!"
"Terus, kamu lebih percaya pada kedua orang itu?" Agus membuang napas kasar. Lalu menoleh sekilas ke arah sang Istri sebelum kembali fokus pada jalanan. "Mereka juga sama. Cuma bajunya aja sok alim buat menutupi kebohongan mereka. Mau saja dibodohi."
Sumi menggeleng dan menghapus sisa air matanya. "Mereka nggak seperti itu, Mas. Mereka membantuku tulus. Mereka ingin membongkar apa yang membuatku seperti ini. Aku stress selalu seperti ini, Mas ...."
"Besok aku pulang lebih awal," ucap Agus dingin. Tak peduli dengan apa yang dikatakan sang Istri. Dia tetap berniat untuk mendatangkan orang pintar untuk menangani apa yang Sumi keluhkan.
"Terserah kamu, Mas," balas Sumi tak peduli.
Agus sesekali melihat ke arah kaca spion. Dia melihat sebuah motor yang dari tadi mengikutinya.
Tak berselang lama, mereka pun akhirnya sampai di rumah. Tanpa banyak bicara dan sadar jika sedang diawasi, dia langsung menyuruh Sumi masuk ke dalam rumah.
Agus melihat motor itu berhenti tak jauh dari rumahnya. Lalu putar balik.
"Awas saja kalian. Sudah berani ikut campur urusanku, maka kalian pun harus siap menanggung akibatnya," gumamnya sambil tersenyum sinis menatap kepergian motor itu.
Lalu, dia pun masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya rapat-rapat.
***
Di tempat lain, Bai dan Ken yang mengikuti mobil Sumi dan Agus pun memilih putar balik dan pulang. Karena melihat kondisi pasangan suami istri itu yang tampaknya tidak sampai menimbulkan hal-hal yang membahayakan.