Tumbal Pesugihan Tanah Kuburan

AWSafitry
Chapter #11

Sumi Diteror

"Silakan masuk," ucap Sumi mempersilakan tamunya masuk. 

Orang berpakaian serba hitam itu pun mengangguk dan menampilkan senyum yang tidak bisa Sumi artikan. Seperti ada sesuatu yang tersembunyi di balik senyum itu. 

'Aneh,' gumam Sumi dalam hati. 

Agus masuk terlebih dulu, diikuti laki-laki setengah baya dengan pakaian serba hitam serta udeng di kepalanya. 

"Duduk dulu, Mbah Moyo." Agus mempersilakan laki-laki yang dipanggil Mbah Moyo itu duduk di ruang tamu. 

Lalu, dia menarik istrinya masuk ke ruang tengah dengan alasan membuatkan minuman. 

"Dengar, lakukan apapun yang diperintahkan Mbah Moyo nanti. Jangan dibantah sedikitpun!" ucap Agus dengan penuh penekanan. 

"Mas, ini tuh salah. Percaya pada dukun itu syirik. Ibadah kita tidak akan Allah terima selama empat puluh hari. Aku nggak mau!" tolak Sumi dengan tegas. Dia berbalik arah dan hendak masuk ke dalam kamar.

Namun, dengan gerak cepat, Agus mencengkeram lengan Sumi dengan kuat. Sumi menoleh ke arah Agus yang rahangnya sudah mengeras. 

"Turuti perintahku atau kamu akan jadi istri yang durhaka pada suaminya!" tegasnya dengan tatapan tajam dan sangat menusuk ke dalam hati Sumi. 

Sumi menggeleng pelan. Kedua matanya menganak sungai. "Sadar, Mas. Sadar! Apa yang kamu lakukan ini salah. Dosa besar!" tegas Sumi sambil terisak. 

"Ah, sudahlah. Turuti jika kamu mau sembuh. Cepat hapus air matamu itu dan bawakan suguhan terbaik!" titah Agus sambil menatap tajam ke arah sang Istri. Tak peduli dengan tangisan istrinya. 

Dia pun pergi menemui Mbah Moyo yang sudah menunggunya di ruang tamu. 

"Kenapa kamu berubah seperti ini, Mas ...," isak Sumi yang kini tidak bisa lagi melawan sang Suami. Pasrah. "Ampuni hamba, Ya Allah ...." 

Sumi menghapus jejak air matanya dan mulai membuat minum serta membawa beberapa toples kue kering yang selalu disediakan untuk tamu yang berkunjung ke rumahnya. 

Lalu keluar dari dapur membawa nampan berisi dua gelas kopi hitam dan kue kering tadi.  

"Silakan minumnya," ucap Sumi memindahkan minuman dan camilan yang dibawanya di atas meja ruang tamu sambil menundukkan kepalanya. Enggan melihat Mbah Moyo. 

"Duduklah ...," ucap Mbah Moyo dengan tenang. Agus mengisyaratkan Sumi untuk mengikuti perintah Mbah Moyo dengan menatapnya tajam. 

Lalu menarik tangan Sumi agar duduk di dekatnya. Dengan berat hati, Sumi pun menurutinya. 

"Bisa coba mendekat ke sini?" pinta Mbah Moyo sambil menepuk kursi di sebelahnya. 

Sumi pun langsung menatap suaminya sebagai isyarat kalau dia tidak mau. Takut dia berbuat sesuatu yang tidak dia harapkan. 

Namun, suaminya itu tak peduli. Dia tetap menyuruh Sumi untuk menuruti permintaan Mbah Moyo. 

Sehingga, Sumi pun menurutinya meski dengan berat hati. 

Mbah Moyo menyentuh ubun-ubun Sumi sambil membacakan jampi-jampi menggunakan bahasa jawa yang Sumi sendiri bahkan tidak tahu maksudnya apa. 

Lihat selengkapnya