Tumblr Light

Pebio Maldini Putra
Chapter #3

Malam Pesta Prom (Part2)

Satu jam sebelum pemilihan pemenang-pemenang di Pesta Prom, dua pasang baru turun dari sebuah mobil sedan berwarna midnight black. Mereka berdua terlihat sangat serasi. Sang gadis mengenakan dress panjang tanpa lengan yang hampir menyentuh aspal. Warnanya merah muda dengan bahan lembut berkilauan, ada belahan pinggir sampai ke pahanya, memperlihatkan kakinya yang mulus. Sepatu bertumit tinggi dengan hak tujuh belas sentimeter berwarna merah melekat di kakinya. Membuat tingginya hampir sejajar dengan cowok delapan belas tahun berpostur tinggi besar, dan berbadan tegap di sampingnya. Cowok berkulit kuning langsat itu mengenakan tuxedo hitam dan kemeja hitam, satu-satunya hal yang membuatnya menonjol adalah dasi kupu-kupu berwarna merah muda yang ia kenakan. 

“Kita telat sayang,” ucap sang gadis. 

“Bukan kita yang lulus malam ini sayang.” 

“Harusnya tadi kamu pake tuxedo pilihan aku.” 

Sang cowok memutar matanya. “Itu warna pink sayang.” 

“Tapi kan bagus.” 

“Yaudah, yang penting kita udah sampe,” ujar cowok itu. Ia malas jika harus berdebat dengan pacarnya, ia menyayangi pacarnya. 

Gadis cantik itu tersenyum ke arah pacarnya, pacarnya balas tersenyum. Pasangan paling serasi malam itu. Mereka berjalan bergandengan menuju tempat penerimaan tamu. Memberi tahu nama mereka kepada gadis yang memegangi tablet silver di tangannya. Kemudian berfoto mesra di tempat yang sudah di sediakan. Lalu masuk ke dalam ruang gimnasium yang di penuhi oleh siswa dan siswi yang sedang berdansa waltz

“Kita harus ikutan dansa sayang, ayo,” ajak si gadis sambil menarik lengan pacarnya. 

“Iya sayang, hati-hati, nanti kamu jatoh,” jawab sang pacar. 

Mereka pun berbaur—berdansa bersama di tengah-tengah siswa-siswi lainnya. Tangan kanan sang gadis berpegangan dengan tangan kiri si cowok. Sedangkan tangan kirinya memegang ke belakang bahu si cowok, dan tangan kanan si cowok memegang pinggang sang gadis. Kaki mereka bergerak seirama. Cowok berbadan besar itu bisa melakukan dansa waltz ini karena ia berlatih sangat keras untuk menyenangkan hati gadis kesayangannya. Bucin. Karena gadisnya ingin menyabet lagi penghargaan Pesta Prom. Tahun lalu gadisnya memenangkan penghargaan itu bersama mantannya yang sekarang akan lulus. Dan sekarang ia harus memenangkan penghargaan itu bersamanya. 

Setelah tiga puluh menit berdansa waltz, dansa mereka pun selesai, lalu mendekati salah satu meja panjang untuk mengambil minuman. Beberapa orang menyapa mereka. 

“Hai Yuli, lo cantik banget pake dress itu, cocok sama si Rio.” 

Pasangan serasi itu tersenyum ke arah gadis yang memuji mereka. 

Lihat selengkapnya