Turiyan Runtuh (Bukan Durian Runtuh)

Ais Aisih
Chapter #18

Mangga Muda untuk Darinah

Sejak Darinah hamil, aku selalu pulang sawah lebih awal. Dengan memangkas kesibukan, aku berharap bisa memiliki waktu lebih banyak untuk memberi perhatian lebih kepada Darinah. 

"Dar, apa kamu sudah makan?" tanyaku menenteng nasi rames yang kubeli di warung pinggir jalan dekat sawah. 

Darinah jarang memasak karena mual dan muntah terus. Terkadang aku tidak tega melihatnya begitu tersiksa. Meski tidak melakukan pekerjaan berat, Darinah tampak seperti orang kehabisan tenaga. Efek mualnya membuatnya sering kelelahan.

Saat aku membuka pintu kamar, Darinah tertangkap basah sedang memakan beras. Mata kami saling beradu. 

"Apa-Apaan kamu, Dar? Kenapa makan beras?" 

Cepat-cepat aku pergi ke meja makan dan membuka tudung saji. Masih ada beberapa lembar tempe mendoan dan nasi dalam periuk. 

"Nasi sama mendoannya masih banyak, kamu nggak makan?" cecarku menatap aneh kepada Darinah. Tadi pagi aku yang memasak nasi dan menggoreng tempe mendoan untuk sarapan dan makan siang Darinah. 

"Maaf, Mas. Tapi sepertinya aku ngidam makan beras."

"Tapi itu tidak wajar, Dar. Kamu tidak kasihan sama calon bayi kita? Masa dikasih makan beras?" 

Darinah menghela napas. "Cuman sedikit. Tidak mungkin juga aku ngemil beras sampai sekilo, kan, Mas?"

"Bukan begitu, Dar. Jangankan sekilo, kamu habiskan sekarung juga tidak masalah. Asal dimasak dulu jadi nasi." 

"Tadi kupikir nasinya sudah habis, makanya aku membelikan nasi rames untukmu," ucapku melanjutkan.

"Aku tidak lapar, Mas," kata Darinah. 

"Dar, kamu harus memperhatikan kandunganmu."

"Mas ini kenapa, sih, pulang-pulang malah marah-marah? Setan dari sawah jangan dibawa rumah makanya." Muka Darinah tampak kesal. 

Aku mengambil napas sejenak. 

"Begini, Dar, aku cuman mau yang terbaik buat kamu dan anak kita."

"Mas, kan, tahu sendiri aku tidak pernah aneh-aneh sebelumnya. Aku makan beras juga karena keinginan si jabang bayi."

Aku menarik napas lagi. Aku harap bisa lebih tenang untuk menghadapi wanita hamil.  

"Baiklah, kalau begitu, elus-elus perutmu dan katakan sama si jabang bayi, jangan minta yang aneh-aneh lagi."

"Kalau tidak boleh makan beras, boleh minta yang lain tidak?"

"Apa?"

"Belikan mangga muda. Kalau bisa yang metik langsung dari pohonnya."

Aku menepuk jidat.

"Tidak ada yang lebih nyeleneh lagi, apa?" gumamku lirih.

Kukira Darinah tidak mendengar, ternyata dia dengan sigap menyahut, "Ya sudah, kalau mau yang lebih nyeleneh, aku ingin rujak pesawat."

"Aku carikan mangga muda saja. Tapi aku mau mandi dulu," jawabku dengan cepat, sebelum Darinah berubah pikiran. Makin lama, makin aneh saja nanti permintaannya. 

Lihat selengkapnya