TWIN BUT NOT TWINS

Lirin Kartini
Chapter #20

BAB. 20 - RAHASIA

Vio memutar-mutar sebatang cokelat mede di tangannya. Sebelumnya, makanan manis itu diilapisi kertas bekas ulangan yang penuh dengan tanda coretan di sana-sini. Tampak angka 20 dengan lingkaran besar dan catatan “belajar lagi!” di pojok kanan atas kertas itu. Entah milik siapa kertas ulangan itu karena kolom berisi nama dan kelas itu sudah ditutup spidol hitam.

“Cieee … dari Ardi, ya?” Mesya menggodanya. “Baru juga jadian, udah dikasih hadiah.”

Vio terkekeh. “Mau?” tanyanya sambil menyodorkan cokelat itu.

Otomatis Mesya menolak. “Nggak. Itu ‘kan buat kamu. Dari pacar kamu. Mana boleh aku minta?”

“Udah dikasih ke aku, terserah aku mau diapain dong.”

“Nggak, nggak. Itu punyamu. Ntar kalau aku kena peletnya gimana? Nggak! Nggak! Cukup sekali aja kejadian waktu itu.” Ucapan Mesya mengacu pada kejadian sebelumnya. Dia tidak ingin ucapan Yuna and the gank menjadi kenyataan, meski kejadiannya tidak sama persis. Hanya berjaga-jaga saja.

Vio mengangguk dan tersenyum.

“Eh, tapi itu kertas ulangannya Ardi? Kok jelek banget nilainya?” Mesya memperhatikan kertas yang sudah lecek itu.

“Nggak tahu. Nggak ada namanya. Kayaknya bukan dari sekolah kita. Kop-nya beda,” jelas Vio sambil menunjuk bagian atas kertas yang logonya berbeda dengan logo sekolah mereka.

“Iya, ya.” Mesya mengangguk-angguk paham. “Eh, aku beneran seneng banget lho, akhirnya kamu jadian sama Ardi. Dari kelas satu sampai sekarang, baru dia yang kamu terima. Apa alasannya?”

“Nggak ada alasan khusus sih. Cuma … lucu aja.” Vio menjawab santai mengingat pernyataan cinta yang dia terima waktu itu.

“Orangnya lucu? Suka mbanyol?”

Vio menelengkan kepala tampak berpikir. “Ya, mungkin bisa dibilang begitu.”

“Tapi, dia romantis kayaknya, ya. Sekarang aja udah dikasih cokelat. Besok-besok dikasih apa lagi, ya?”

Vio tertawa.

“Aku pengin tahu gimana reaksi mereka kalau tahu kamu jadian sama Ardi. Semoga aja mereka berhenti sebarin gosip nggak jelas tentang kamu.”

“Siapa?”

“Itu … si Yuna dan lainnya. Aku kesel banget sama mereka.”

Kepala Vio mengangguk-angguk. “Biarin aja deh.”

“Sekarang, kamu pasti happy, ya. Ada cowok yang merhatiin kamu, yang sayang sama kamu. Duh, dunia berasa milik berdua deh.” Mata Mesya berbinar-binar saat mengatakannya.

Vio tersenyum getir. Entah mengapa, hatinya tidak benar-benar merasa bahagia. Masih ada lubang besar yang menganga di hatinya. Dia tahu, selama ini dia selalu mempermasalahkan kasih sayang Mama dan Papa yang telah direbut sang adik. Menganggap dirinya membutuhkan kasih sayang dan ingin disayangi, adalah salah satu alasan mengapa dia menerima pernyataan cinta Ardi.

Ternyata, ganjalan tentang hal itu masih ada. Apalagi saat melihat Ella pulang sekolah dengan wajah berseri dan berbinar-binar, rasanya dia semakin membenci adiknya itu. Walaupun saat itu dia baru saja resmi menjadi pacar Ardi, yang seharusnya membuat dia bahagia, tetap saja rasa cemburu itu lebih kuat.

“Kau kelihatan senang banget,” tegurnya saat Ella memasuki kamar.

Lihat selengkapnya