TWIN BUT NOT TWINS

Lirin Kartini
Chapter #27

BAB. 27 - HAMPA

Vio menatap pintu kamar yang tertutup. Adiknya itu masih mengunci diri di kamar setelah ketahuan pulang terlambat.

“Papa sama Mama bener-bener pilih kasih! Jelas-jelas Ella melanggar, tapi masih dibiarin. Coba kalau aku. Marahnya luar biasa. Apa jangan-jangan aku bukan anak mereka, sampai dititipin di asrama?” Vio mengomel sambil berlalu dari sana.

Mama yang sedang melipat baju di ruang tamu melihat Vio terus saja berjalan menuju pintu keluar, menegur, “Mau ke mana, Vio? Udah sore begini.”

“Ke rumah Sum,” jawab Vio tanpa menoleh.

Mama menegur lagi, “Kamu ini kenapa masih sering ke sana? Lagian ini udah sore. Jangan kelayapan aja.”

Vio berhenti melangkah dan menatap mamanya. “Tuh, ‘kan! Kalau Ella pulang telat, nggak dimarahin. Aku mau ke rumah tetangga deket, dibilang kelayapan. Ella tuh yang kelayapan dari siang, sore baru pulang!” protesnya lalu keluar.

“Ini anak dikasih tahu bandel banget sih!” geram Mama tapi tak bisa menghentikan Vio yang menutup pintu depan dengan keras.

Beberapa detik kemudian, pintu lain terbuka. Papa muncul dengan wajah merah dan kusut. “Apa lagi ini ribut-ribut? Ganggu orang tidur siang aja!”

“Ini udah sore, waktunya bangun. Bukannya tadi udah bangun?” Mama bertanya balik.

“Anakmu itu dari tadi ribut terus.”

“Mereka juga anakmu, Pa.”

Papa mendengkus kasar lalu menghempaskan diri di sofa. Menguap sekali dan mengerjapkan mata. “Bikinin kopi,” suruhnya.

Mama menyelesaikan pekerjaannya sebentar sambil berkata, “Mereka nggak akur gini karena dipisah sejak kecil. Coba kalau waktu itu kita nggak ….” Mama menghela napas panjang, tak ingin melanjutkan kalimatnya yang akan memicu perdebatan, lalu beranjak ke dapur.

Sementara itu, Vio sudah berada di rumah Sum. Bersantai dan mengobrol dengan Sum dan keluarganya. Suguhan sukun goreng dan singkong rebus gula merah tampak menggugah selera. Vio melahapnya dengan nikmat.

“Ribut lagi, ya, sama adikmu?” tanya Sum.

Vio mengangguk.

“Ya, gimana, ya. Namanya saudara ya pasti ada ributnya,” ujar Sum. “Tuh, lihat aja abangku. Kerjaannya males-malesan seharian bikin emosi. Emak Bapak sampai bosen ngomelin.”

“Tapi, ‘kan, nggak dibeda-bedain sama ortu sendiri.” Vio membantah. “Ella tuh anak emas gara-gara sejak kecil tinggal di rumah, sementara aku dibuang ke asrama.”

Lihat selengkapnya