TWIN BUT NOT TWINS

Lirin Kartini
Chapter #39

BAB. 39 - PERUBAHAN

Selama beberapa hari ini, sejak melihat kakaknya pergi bersama pemuda itu, hati Ella tidak keruan. Dia mencoba memikirkan alasan mengapa Rava melakukannya dan sudah menemukan jawabannya. Dengan luka seperti yang dialami Vio, tentunya itu adalah hal yang wajar untuk dilakukan. Ella yakin Rava membawa Vio ke rumah sakit untuk diobati, juga mengantarnya pulang.

Ella memergoki kepulangan Vio dari balik jendela. Kakaknya itu masuk tanpa berkata apa-apa, sementara dirinya masih mengintip di sana. Rava ada di luar, terlihat gelisah. Ella pun penasaran apa yang sedang dipikirkannya.

Sejujurnya, Ella berharap pemuda itu akan menemuinya di sekolah seperti biasa. Atau setidaknya, dia akan menelepon. Sayangnya, Rava tidak melakukan salah satu atau keduanya. Ella pun jadi bingung. Rasanya aneh melihat pemuda itu tidak meninggalkan kelas di jam istirahat. Merasa aneh pula ketika melihat Jose hanya sendirian ke koperasi atau warung bakso.

Dia menghindar? Hanya itu yang tercetus di benak Ella. Buat apa? Dia nggak salah apa-apa.

Pada akhirnya, Ella memutuskan untuk mengabaikan pikiran itu. Mungkin Rava punya alasan sendiri. Ella yakin dia akan menemuinya saat tiba waktunya nanti. Lagi pula anak-anak kelas tiga sepertinya mulai sibuk dengan persiapan EBTANAS.

Keyakinan Ella cukup beralasan dan terbukti. Siang hari itu, tanpa memikirkan apa pun, Ella menuju tempat parkir. Yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaannya.

Rava memang menemuinya. Namun, genggaman Rava di jemarinya adalah sesuatu yang lain. Dia bahkan belum sempat mengatakan apa-apa ketika pemuda itu berbalik setelah meninggalkan senyuman. Hanya saja, debaran di dadanya begitu keras, menyalurkan kebahagiaan yang memancar di wajahnya. Itu sudah cukup untuk menunjukkan semuanya akan baik-baik saja.

Sama halnya dengan pertemanan Ella. Dia kembali berteman dengan Aulia. Terkadang berdua menghabiskan waktu bersama saat istirahat. Tak jarang pula mereka bertiga bersama Lian, atau berempat dengan Rizky.

Ella mencoba mengabaikan segala pendapat orang tentang perbedaannya dengan sang kakak, dan berusaha menjadi dirinya sendiri. Meskipun begitu, ada saja yang menyapanya dengan menanyakan kabar sang kakak.

“Hai, El. Gimana kabar kakakmu? Boleh minta nomor telepon? Dia udah punya pacar belum?” Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan oleh mereka yang pernah melihat atau bertemu dengan Vio saat pemakaman ayahnya.

“Jangan dikasih, El,” tegur Aulia sambil melotot pada orang yang bertanya. “Harus usaha sendiri lah!”

“Ya, ini ‘kan namanya usaha!” balas orang itu yang sepertinya anak kelas IPS, lalu ngeloyor pergi.

“Kamu nggak apa-apa, ‘kan, El? Nanti lama-lama juga berhenti sendiri kok.” Lian berusaha menghibur sambil menepuk-nepuk punggung Ella.

“Nggak usah diladenin kalau yang kayak gitu, El,” timpal Aulia. “Lagian, wajar sih mereka tanya soal kakakmu. Mereka ‘kan nggak tahu. Mereka tahunya kamu udah ada yang punya, jadi mana berani lah.”

Pipi Ella bersemu merah, sementara Aulia dan Lian tertawa melihatnya.

Lihat selengkapnya