Twinflame

Al Balinda Ulin Dya
Chapter #2

Undangan Aliansi

Seorang wanita paruh bawa, sedang berlari, terburu-buru, sambil mengegenggam sebuah perkamen. Ia melewati sebuah lorong panjang berbatu berwarna abu-abu gelap. Disisi kiri dinding, terdapat beberapa jendela yang terpasang menjulang tinggi sekali. Sengaja dibuat setinggi itu agar sinar matahari bisa masuk kedalam kastil.

Wanita itu tiba disebuah pintu kayu besar. Agak terbuka sedikit. Suasana didalam ruangan sedikit sunyi dan gelap. Pencahayaan sangat redup. Ia membuka perlahan pintunya. Seorang wanita muda tengah berdiri sambil melihat ke jendela yang terbuka. Rambut panjang coklatnya diikat half ponytail dan sedikit terlihat berhamburan. Dari hembusan napasnya dia terlihat kedinginan meskipun sudah memakai pakaian paling tebalnya.

“Gubernur Ailee! Apakah anda sudah gila?!”

Martha, perempuan paruh baya itu langsung berjalan cepat menuju Ailee yang terkejut dengan kedatangannya. Ia menutup jendelanya dengan cepat. Ailee melongo melihat Martha, kepala rumah tangganya.

   “Ada apa, Martha?!” Tanya Ailee galak.

   “Kau tahu? Sampai kapanpun, tidak akan pernah ada kehangatan dari negeri ini, Nyonya Gubernur.” Martha melenggang ke sudut dekat perkakas di sebelah tempat tidur Ailee. Membuat seduhan teh Chamomile.

   “Ada apa dikantong bajumu itu?” Ailee memperhatikan perkamen yang menyembul keluar dari kantong bajunya. Tapi, Martha masih sibuk dengan tehnya, mengacuhkan Ailee. Suara sendok dan cangkir yang saling berbenturan sangat memekakkan telinga Ailee. “Bisakah aku saja yang mengaduknya?” Ailee mulai kesal. Tapi, sekesal-kesalnya Ailee, tentu saja dia tidak akan bisa marah dengan Martha. Martha adalah orang yang paling berharga didalam hidupnya.

Lihat selengkapnya