Twinouble

Saras Agustina
Chapter #3

#BAB 3

Aurora selama tiga hari ini hanya bisa berbaring di kamarnya. Ia merasa baik-baik saja, tapi Niana bersikeras agar Aurora beristirahat di rumah. Selain itu pihak sekolah juga menyarankan hal tersebut. Aurora senang-senang saja selama ada di rumah. Apalagi Ayah dan Bundanya beberapa terakhir ini ada di rumah. Biasanya mereka sangat sibuk dan sering bepergian. Tapi masalahnya Aurora sudah kelas 3, ia tidak ingin meninggalkan pelajaran dan juga les. Selama ini beberapa teman sekelasnya meminjamkan buku. Semakin lama Aurora merasa bosan, apalagi sebagai anak tunggal ia tidak memiliki saudara yang dapat diajak bermain di rumah. Aurora akhirnya menelpon Naya, tapi sayangnya ia tidak menjawab. Mungkin Naya sedang sibuk. Maklumlah sebagai anak tertua dari tiga bersaudara ia harus mengurusi adik-adiknya saat ada di rumah. Apalagi ibunya sudah meninggal saat melahirkan adik bungsunya.

Aurora akhirnya menelpon Nilam, untungnya dia mengangkat.”Kenapa Ra?” Tanya Nilam begitu mengangkat telpon.

“Bosen Lam, kamu bisa main ke rumahku?” Tanya Aurora.

“Maaf Ra, aku banyak tugas. Jadi gak bisa main.” Jawab Nilam dengan nada bersalah, “Tapi kalau kita telfonan tidak apa-apa kok.” Tambah Nilam, ia takut Aurora merasa tidak enak dan langsung menutup telfonnya. “Beneran nih tidak apa-apa? Aku tidak menganggu?”

“Iya” Nilam meyakinkan Aurora, “Oh iya Ra. Kamu tahu tidak waktu kamu jatuh. Aku kaget sekali waktu Dava menolong kamu. Apalagi dia menggendong kamu. Romantis sekali Ra.” Nilam terdengar sangat antusias.

Aurora mau tidak mau tersenyum, “Sudahlah, kamu berlebihan. Aku jadi ingat, karena kamu dan Sinta yang memaksaku menulis surat cinta akhirnya aku seperti ini.”Aurora sedikit kesal dengan sahabatnya itu.

“Maaf Ra, aku benar-benar minta maaf. Aku sama Sinta sudah sepakat kamu minta apa saja akan kita kabulkan.” Nilam mengatakan itu dengan sungguh-sungguh.

“Janji?” Aurora bertanya untuk memastikan. “Iya” Jawab Nilam. Tiba-tiba pintu kamar Aurora diketuk. “Lam, nanti aku telfon lagi ya.” Aurora mematikan telfonnya, “Iya?” Tanya Aurora kepada orang yang mengetuk pintunya. Mbok Minah membuka pintu, “Mbak, Bapak sama Ibu menyuruh Mbak Aura ke ruang tamu.”

“Ada apa Mbok? Kenapa tidak kemari saja?” Tanya Aurora.

“Saya juga tidak tahu Mbak.” Mbok Minah mendekati Aurora, ”Sini, saya bantu Mbak.” Mbok Minah membantu Aurora agar bisa bangun dari tempat tidurnya. Serta membantunya berjalan menuju ruang tamu. Maklum saja, Aurora belum bisa berjalan dengan normal. Kakinya masih sakit.

Lihat selengkapnya