CKIIITTT!
DUKK!
"Duh," ujar Nino sambil menepuk dahinya.
Peri keberuntungan mungkin sedang enggan mendekat kepada Nino. Setelah dirutuki oleh beberapa pengendara motor dan mobil sepanjang perjalanan, kali ini Vios silver yang tersundul Jazz-nya, ikut meronta-ronta menyuarakan protesnya.
TIIIN TIIIN TIIIN.
Alarm mobil silver meraung-raung.
Nino melihat ke smart watch-nya.
06.55. Lima menit menuju pembukaan tahun ajaran, yang seharusnya dibuka oleh kandidat utama Student of The Year.
Nino mengacak-acak rambutnya.
10 missed call - Natan.
Tidak banyak waktu. Nino meraih tas selempangnya dan bergegas keluar dari Jazz biru tercinta.
"Ni.."
Nino mengangkat kedua tangannya, kemudian meletakkan salah satu telunjuk di depan bibirnya. Meminta Pak Dul, Pak satpam sekolah yang baru saja menyelesaikan lari tergopoh-gopohnya, untuk berhenti berbicara.
"Pak, saya tahu saya salah. Tadi saya ngga sengaja menyundul mobil di sebelah saya. Mohon maaf banget, Pak. Saya harus ke dalam sekarang. Nanti saya bantu carikan pemilik mobil ini. Tolong sampaikan kalau saya akan ganti rugi, ya, Pak."
Nino mengangkat salah satu jempolnya, kemudian berlari secepat kilat.
"Ni.."
Lagi-lagi Nino mengangkat kedua tangan. "Bu Sesa yang baik hati, Nino boleh minta tolong untuk memanggilkan pemilik mobil B 1212 IV ya, Bu. Alarm-nya bunyi, dan Nino titip permintaan maaf. Nanti Nino ganti. Trims, ya, Bu." Nino tersenyum sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya secepat-cepatnya.
Dalam perjalanan menuju lapangan, Nino sempat melihat seorang gadis yang...sepertinya tidak asing, tetapi juga tidak terlalu familiar. Rambut cokelat pekatnya yang agak bergelombang, terurai dan berhembus bersamaan dengan langkah yang dia ambil saat berlari.
Mereka berpapasan. Saling melintasi. Nino hampir tertegun dan ingin berhenti. Tapi, dia urungkan niat itu dan kembali berlari.
*