Saat sampai dirumah, aku pergi ke kamar Arda untuk menemuinya. Tidak disangka ternyata Arda sudah tidur lelap. Sepertinya dugaanku benar, dia kecapean karena banyak kegiatan kampus.
Selesai memasak aku memanggil Arda di kamarnya untuk makan malam bersama. Tetapi aku panggil-panggil tidak dijawab, aku rasa di masih tidur. Akhirnya aku makan sendirian. Aku memisahkan makanan untuk Arda, mungkin tengah malam dia akan lapar dan terbangun. Saat hendak tidur ada chat yang masuk dari ponselku.
“Hi Rayna”
“Hi. Ini siapa?
“Ah, aku Danil”
“Oh Danil. Aku pikir siapa?”
“Kamu pikir siapa?”
“Bukan siapa-siapa sih. Kamu tau nomorku dari siapa?”
“Dari kyra. Tadi disekolah, ingetkan. Kalian lagi jalan keruang musik”
“Jadi tadi kamu meminta nomor aku ke Kyra”
“Iya. Besok selesai kelas jam berapa?”
“Sekitar jam 11 siang. Ada apa?”
“Mau ngajak makan siang bareng di cafe cemara dekat kampus. Bisakan?”
“Hm, gimana yah. Aku belum bisa jawab sekarang, aku tanya temen aku dulu yah”
“Kok, tanya temen dulu sih?”
“Iya temen satu rumah. Kita biasanya pulang bareng. Soalnya besok kelas kita keluar barengan”
“Yaudah deh, aku tunggu yah”
“Ok”
“Good night Ray”
Kyra kok kasi nomor aku ke Danil gk bilang-bilang. Liat aja besok.
Paginya saat selesai siap-siap dan hendak ke kampus aku tidak melihat Arda. aku juga melihat makanan tadi malam masih sama seperti kemarin dan tidak berkurang sama sekali. Aku berpikir apa yang terjadi dengan Arda?. Akupun pergi kekamar Arda untuk mengeceknya sendiri.
“Ar, Arda” ucapku sembari mengetok pintu kamar Arda. kerena tidak ada jawaban aku membuka pintu kamarnya, dan ternyata tidak dikunci
“Ar. Kamu kok masih tidur?. Kenapa belum siap-siap?” karena tidak ada jawaban aku mencoba membangunkan Arda dengan menggoyangkan tubuhnya.
“Ar, kok badan kamu panas gini. Kamu kenapa? Kamu sakit? Kok kamu gk bilang ke sih Ar, Arda” ucapku khawatir
“Ray, kamu kuliah aja. Aku gapapa, jangan khawatir aku bisa jaga diri” ucap Arda
“Gk bisalah Ar. Masa kamu lagi sakit gini aku tinggalin sih. Atau mau aku panggilin Fandy buat jaga kamu” ucapku
“Gk usah. Aku gapapa. Kamu pergi aja, jangan khawatirin aku” ucap Arda
“Ya udah, aku siapin sarapan sama obat buat kamu yah. Bentar” ucapku