Sihir. Itulah yang aku dan saudaraku dengar ditengah keramaian pasar di Desa Slomi. Nama desa itu sudah tersebar di seluruh Kerajaan Shinei dan Kerajaan lainnya. Desa itu dikenal dengan desa yang damai dan tentram. Setiap desa dan kerajaan memiliki beberapa penyihir atau peramal. Desa ini adalah salah satu desa yang tidak diserang oleh kelompok orang yang tidak diketahui dari mana dan apa tujuan mereka menyerang Kerajaan Shinei dan Kerajaan Coina.Mereka pun disebut sebagai kelompok hitam atau BlaysLan.
“Kau tahu tidak, penyihir muda yang bernama Daniel Lucas. Dia adalah penyihir terbaik di Kerajaan Bluerose.” Ucap salah satu putri yang bernama Lin dari kerajaan Shinei
“Ya, aku tahu. Dia adalah satu-satunya penyihir muda yang sangat berbakat dalam menggunakan sihir, hanya dengan satu kali petik jari dia bisa membuat apa saja. Benar-benar hebat.” Ucap putri lain yang bernama Lisia dari Kerajaan Coina
“Apa tidak masalah jika kita pergi jauh dari kakak Loki?” tanya Lasia saudara kembar Lisia.
“Tidak apa, nanti kita akan kembali kepada mereka. Benarkan Lin?” ucap Alina sembari memegang tangan Lasia yang mulai takut.
“Ya, itu benar. Jadi kau tidak perlu takut, aku ada disini,” jawab Lisia sembari menyentuh bahu Lasia untuk membuatnya tenang.
“Baiklah.”
Mereka berempat menemukan toko hewan. Mereka berniat membeli hewan sihir dan beberapa benda sihir. Karena akhir-akhir ini beberapa desa di serang oleh BlaysLan. Mereka merampok, menganiaya, hingga membunuh siapa pun yang tidak mau tunduk kepada mereka.
Dua kerajaan mengalami masalah yang sama. Kerajaan lain datang untuk membantu mereka dan bersatu melawan orang-orang itu. Ternyata kelompok hitam itu lebih pintar dari perkiraan semua orang. Mereka membuat sebagian kerajaan terisolasi dengan tembok sihir yang tidak bisa ditembus, dan setiap penjaga kerajaan, bahkan prajurit terpilih gagal menghadapi mereka.
Itulah yang membuat ke empat putri dari dua kerajaan yang berbeda mencari kebenaran tentang Pasukan BlaysLan.
“Ayo kita pergi ke toko kue dan toko baju. Hari ini kan kita mau mengunjungi mereka. Aku sudah membuka sebuah toko kue untuk mereka, bagaimana dengan kalian?” ucap Alina sembari memilih hewan yang ingin dia beli.
“Baiklah. Aku harap mereka baik-baik saja. Semoga perisai yang kita buat dapan melindungi mereka.” Ucap Lasia dengan senang.
“Aneh? Setiap kami datang ke sini pasti hewan-hewan ini langsung berubah warna dan mengeluarkan warna hitam, seperti baru saja di masuki roh hitam. Kenapa, ya?” gumam Lisia sembari mengelus-ngelus seekor anak serigala yang terlihat kelelahan.
“Aku pilih semua anak serigala yang ada disini. Mereka sangat lucu. Aku ingin mereka memenuhi tempat perpustakaanku nanti.” Ucap Lisia dengan senang.
“Gawat Putri Lisia memilih untuk membeli seluruh anak serigala yang ada disini. Semoga dia tidak tahu beberapa anak serigala yang lainnya.” Ucap Gorna seorang penjaga toko hewan itu dengan gelisah.
“Iya…, tentu saja, Tuan Putri.” Ucap Gorna.
“Wah, pilihan yang bagus. Oh, iya aku juga sudah memesan sebagian besar dari hewan itu. Aku ingin membawanya sekarang.” Ucap Lasia dengan senang.
“Be-benarkah Tuan Putri?” Tanya Gorna tidak percaya.
“Iya, Tuan. Kemarin Tuan Putri datang memilih anak serigala waktu itu hanya terdapat 30 ekor. Jadi dia mau semuanya.” Ucap Nelix salah satu pelayan toko.
“Kau tidak bisa menipu kami lagi.” Ucap Alina
“Eh? Maksud anda apa Tuan Putri? Saya tidak menipu anda.” Ucap Gorna gelisah