Mereka berdua mengingat kembali tentang masa lalu mereka, sesudah mereka kembali dari Desa Slomi mereka berdua. Ketika masih berumur 6 tahun, mereka menyimpan sebuah rahasia kecil dari orang tua mereka. Tempat rahasia dan tempat terpenting dalam kerajaan, ditemukan oleh Lisia dan Lasia. Ketidaktahuan mereka akan tempat itu membuat mereka menjadikannya sebagai tempat untuk menyelamatkan orang-orang dari berbagai desa.
“Kakak ayo kita pergi sekarang. Mereka pasti sudah menunggu kita.” Bisik Lasia sembari bersembunyi di dalam selimut.
“Iya, tapi tunggu mama keluar dulu. Baru kita pergi.” Bisik Lisia.
Corlia mendengar bisikan kedua anaknya. Sebagai seorang ibu dia tidak ingin ada rahasia diantara dia dan kedua anaknya. Kedua anaknya masih berpura-pura tidur, menunggu dia keluar dari kamar mereka. Karena ingin tahu apa yang mereka rahasiakan. Dia menggunakan sihir rahasia untuk membuatnya tidak terlihat.
Terdengar suara pintu ditutup. Lisia dan Lasia langsung bangun dari tempat tidur mereka. Dengan semangat mereka langsung menuju dinding yang ada di dekat meja rias mereka. Mereka tidka menyadari kalau ibu mereka melihat apa yang lakukan. Dengan sihir menghilangnya Corlia melihat apa yang akan dilakukan kedua anaknya.
“Aku tidak sabar untuk bertemu dengan mereka. Aku harap mereka bisa istirahat dibawah sana.” Ucap Lasia senang.
“Ayo kita buka pintunya. Tidak ada waktu lagi. Loyalyna Koms.” Ucap Lisia sembari menyentuh tembok itu, dan muncul sebuah tanda setengah lingkaran berwarna kuning.
“Hoplyna Koms.” Ucap Lasia sembari menyentuh tembok itu dan muncul sebuah tanda setengah lingkaran berwarna hijau.
“Tidak mungkin mereka berdua bisa menggunakan tanda itu. Aku tidak percaya mereka merahasiakan ini. Mereka harus dihukum. Tapi kemana mereka pergi aku harus mengikuti mereka.” Gumam Corlia sembari berjalan mengikuti kedua anaknya.
Mereka bertiga memasuki ruang rahasia yang hanya bisa dibuka dengan tanda spasial. Ruangan itu berbentuk persegi panjang, berisi tempat tidur dengan dua tingkat, sofa yang awan yang indah, dan dekorasi yang sangat indah.
Corlia baru mengetahui tempat yang sering diceritakan oleh ibunya dulu, ternyata seperti ini indahnya. Tapi dia sedikit kesal dengan kedua anaknya yang merahasiakan tempat ini.
“Mungkin lebih baik aku menunjukkan diriku kepada mereka. Sekaligus membuat kedua anakku takut.” Gumam Corlia dalam pikirannya. Kemudian dia berdiri dibelakang kedua anaknya, dan melepaskan sihir menghilangnya.
“Oh iya, aku baru ingat, tubuh kita kan kecil, mana bisa mengangkat barang-barang ini.” Ucap Lasia sembari melihat semua kotak-kotak yang berisi pakaian dan bahan makanan yang akan mereka berikan kepada orang-orang mereka selamatkan.
“Tidak apa. Kita gunakan saja kekuatan kita. Lihat ini, Sihir tanah, Ground Tile.” Ucap Lisia sembari menggerakkan tangannya kearah kota-kotak itu. Dari bawah terbentuklah tanah yang memadat dan berubah menjadi persegi panjang layaknya karpet terbang. Semua kotak kemudian terbang ke arah orang-orang yang ada didalam ruangan itu. Semua orang sangat senang melihat Lisia dan Lasia datang. Mereka semua langsung memberi hormat kepada mereka berdua.
Dulu sihir itu disebut Gropronec atau perisai tanah yang sering digunakan sebagai sayap untuk terbang. Tapi setelah pemilik tanda kekuatan telah tiada sihir itu tidak bisa digunakan lagi. Semua orang sudah berpikir bahwa tanda kekuatan dan sihir itu telah lenyap.